LOMBOK UTARA — Masyarakat masih mengungsi di pos-pos yang telah disediakan, setelah gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter mengguncang kawasan Lombok Utara dan sekitarnya. Lebih dari 100 orang meninggal dunia, dan ribuan luka-luka, akibat guncangan gempa pada Minggu (5/8) malam lalu. Pasien patah tulang dan luka terbuka akibat reruntuhan mendominasi rumah sakit darurat yang ada.
Selain mensupport rumah sakit darurat dari KOSTRAD, dokter dan tim medis Dompet Dhuafa juga menggulirkan mobile clinic untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan sistem jemput bola di pos-pos pengungsian. Seperti saat mengevakuasi Murdi (52), pasien patah tulang dari pengungsian ke rumah sakit darurat di komplek Kantor Bupati Lombok Utara.
Pria yang tinggal di Dusun Kandang Kao, Desa Tanjung, tersebut mengalami patah tulang di kaki setelah tertimpa reruntuhan tembok pembatas rumah. Saat itu, ia sedang menerima tamu di bale-bale depan rumahnya, dan sontak melompat saat gempa besar mengguncang.
“Waktu itu saya sedang kedatangan tamu dan mengobrol di bale-bale depan rumah. Seketika saya melompat keluar pagar dari bale-bale, setelah tamu saya berhasil menyelamatkan diri. Tapi pas saya melompat, tiba-tiba tembok pembatas roboh. Sempat bingung mau berobat kemana, karena tidak bisa jalan. Alhamdulillah ada mobile clinic Dompet Dhuafa yang memeriksa kondisi saya dan membawa ke rumah sakit darurat di Tanjung. Terima kasih sekali,” tutur Murdi, di sela pemeriksaan kakinya.
Mari kita terus bersama membantu saudara kita yang menjadi korban terdampak gempa bumi Lombok. Bersama membentang kebaikan, untuk Lombok bangkit. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)