Natural Food Ramaikan Iduladha Setelah Juarai Festival Ekonomi Syariah 2019

PALEMBANG — “Sinergitas antara PEOPLE dan ENVIRONMENT memotivasi kami untuk menumbuhkan PROFIT agar terjadi keberlanjutan dan semangat dari pencari tiram Alue Naga. Konsep inilah yang menjadi dasar usaha kami,” ujar Karla Amelia, selaku Pimpinan Natural Food melalui pesan singkat (6/8/2019).

Belum lama ini, Natural Food salah satu sosial enterprise yang lahir berkat jalinan kerja sama antara Natural Aceh dan Dompet Dhuafa meraih juara ke-2 dalam Perlombaan Wirausaha Muda Syariah di Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Sumatera di Palembang, Sumatera Selatan. Kegiatan yang dihelat oleh Bank Indonesia (BI) di Hotel Aryaduta, Palembang, berlangsung dari tanggal 2 – 4 Agustus 2019, dengan mengusung tema “Penguatan Ekonomi Syariah dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Regional”.

“Melalui Call for Proposal Dompet Dhuafa di 2018, Natural Food berdiri. Alasan berdirinya sendiri bermula dari kepedulian kami terhadap ibu-ibu pencari tiram di Alue Naga,” lanjut Karla.

Bukan perkara mudah selama menjalankan Natural Food bersama-sama. Banyak lika-liku yang dialami. Namun berkat itu semua, bisa mengantarkan mereka ke ajang festival.

“Dalam proses pelaksanan usaha di lapangan, banyak kisah sedih, senang, dan harunya. Di sini kami belajar banyak beradaptasi dengan masyarakat lokal. Lucu ketika harus memperkenalkan alat atau sesuatu yang baru, namun mereka menyebutnya dengan guyonan sendiri. Karena tidak pandai menyebutnya dalam bahasa asing. Di sisi lain, karena semangat juang dan kemauan yang tinggi dari pencari tiram, serta tim kami. Maka kami selalu dipertemukan dengan jalan keluar yang unik. Baik itu bersumber dari kami maupun ibu-ibu. Melalui ini juga, kekompakan mulai terbentuk. Ini menjadi nilai tambah memperkokoh kelompok. Sehingga istilah putus asa nyaris tak terdengar,” tambah Karla.

Saat ini hasil budidaya tiram sudah bermacam-macam. Dari mulai produk turunan kerupuk tiram hingga nugget tiram. Titik persebarannya untuk sementara masih sekitaran Aceh dan beberapa wilayah lain di Indonesia. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menjangkau target pasar di luar Indonesia.

“Awalnya mengikuti lomba hanya untuk mempromosikan, mengedukasi dan memperkenalkan tiram kepada seluruh masyarakat di luar Kota Banda Aceh. Namun kami bersyukur dan alhamdulillah bisa melakukan yang terbaik untuk tim dan pencari tiram Alue Naga. Mengalahkan peserta yang menurut saya sendiri yang paling kuat di antara 12 peserta, yakni tim dari Sumatera Barat dan Medan. Karena sangat inovatif dalam usahanya,” terang Karla.

Rencananya setelah memenangkan event tersebut, akan dikembangkan lagi metode-metode budidaya terbaru. Agar dapat menghasilkan tiram yang besar dan banyak. Sehingga mampu menciptakan inovasi yang lebih mutakhir pula.

“Untuk budidaya tiram melibatkan 57 wanita pencari tiram. Sedangkan untuk produksi melibatkan enam ibu-ibu. Di bagian penjualan dan marketing sendiri melibatkan dua penyandang tuna netra. Kemudian di manajemen melibatkan 10 tim kerja. Baik di lapangan budidaya maupun di wadah belajar anak,” ungkap Karla.

Sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangannya, mereka berencana akan memeriahkan momen Iduladha 2019 dengan memberikan hasil olahan tiram secara gratis kepada sahabat-sahabat dhuafa.

“Kami berencana mendonasikan nugget tiram kami ke pemulung dan tukang becak. Idul Adha adalah momen di mana para keluarga muslim merayakannya dengan berbagai bahan makanan. Membagi daging tiram ke para masyarakat miskin adalah usaha kecil kami untuk mendukung kemeriahan Iduladha di hati mereka,” tutup Karla. (Dompet Dhuafa/Fajar)