Ngabuburit Berkah: Semangat Berbagi Sambil Bincang Ringan Seputar Kemanusiaan

TANGERANG — Tebar kebaikan terus berlanjut. Kali ini Dompet Dhuafa dalam rangka Ngabuburit Berkah, Ramadhan Berbagi meriahkan Supermal Karawaci, Kelapa Dua, Tangerang, pada Kamis (30/5/2019). Ngabuburit dibuka oleh penampilan Tari Sufi yang ciamik. Lalu dilanjut dengan talkshow ringan seputar semangat Ramadhan bersama Kamaludin dari Divisi Ekonomi Dompet Dhuafa dan Taufan Yusuf Nugroho dari Corporate Communication Dompet Dhuafa Filantropi.

Taufan membagikan ceritanya yang kala itu ke Camp Pengungsian Etnis Rohingya di Myanmar. Kepergiannya ke sana merupakan panggilan kemanusiaan yang juga bagian dari agenda Ramadhan Dompet Dhuafa. Tentunya juga merasakan bagaimana perbedaan puasa di negara yang bukan tempat kelahirannya.

“Tanggal 15 Mei 2019 lalu, berangkat bersama tim Dompet Dhuafa ke Myanmar. Di sana kita merasakan bagaimana puasa di negara islam minoritas dan waktu puasa yang lebih panjang. Lalu di camp Rohingya sendiri, posisinya masih terisolir. Karena kebijakan militer Myanmar yang menerapkan penutupan akses menuju camp. Di jam 4 sore, gerbang utama sudah harus ditutup. Di sana juga diberlakukannya jam malam. Beda sekali dengan di sini, kalau di Indonesia mungkin masih bisa berbelanja di midnight sale,” ujar Taufan.

Melalui kegiatan tersebut juga, Dompet Dhuafa membagikan dua parsel gratis untuk dua penerima manfaat, yakni Karmin (58) dan Kitem (90).

“Mudah-mudahan Dompet Dhuafa langgeng terus. Berbagi terus. Semangat terus. Saya awalnya memang penasaran dengan Dompet Dhuafa. Sempat tertarik untuk hadir di kegiatan-kegiatannya namun sulit. Sekarang saja ibu sedang sakit di bagian kaki. Gara-gara gula tinggi,” jelas Karmin, yang ditinggal oleh suaminya sejak 2013 lalu.

Kemudian Kitem, melalui anaknya Bonu (40), menuturkan kurang lebih serupa. Baginya ini pertama kali hadir di kegiatan Dompet Dhuafa.“Ayah meninggal di 2005 yang diusia ke-70 tahun. Jadinya kita cuman bertiga dalam rumah. Biasanya saya usaha kerupuk sambil menjaga ibu bersama kakak. Jadi jarang sekali ke sini. Ini merupakan pertama kali. Hitung-hitung jalan-jalan,” kata dia.

Untuk melengkapi semarak ngabuburit kali ini, turut menghadirkan grup musisi Esbeye Gambus yang menyanyikan lantunan-lantunan lagu yang merdu. Sambil mengajak untuk jangan takut berzakat. Bahwa dengan zakat, mampu menolong kawan-kawan di sekitar kita yang belum mampu. Dengan harapan kawan-kawan dhuafa yang dibantu, ke depannya justru menjadi pihak yang membantu. Sebagaimana yang juga disampaikan oleh Kamaludin.

“Di program ekonomi Dompet Dhuafa sendiri ada yang dinamakan M3 yang berarti Mustahik Move to Muzakki. Salah satunya program kerang hijau di Serang, Banten. Di mana kita budayakan nelayan di sana. Dalam dua tahun, alhamdulillah, pendapatan mereka telah meningkat sebanyak dua sampai tiga kali lipat dan membayarkan zakatnya,” tutup Kamaludin. (Dompet Dhuafa/Fajar)