LOMBOK BARAT- Gempa yang terjadi di Lombok berapa waktu lalu, membuat warga tidak lagi berani kembali ke rumah. Trauma masyarakat meliputi takut terhadap bangunan beton ataupun bata yang setiap saat dapat runtuh. Termasuk diantaranya adalah masjid sebagai tempat utama masyarakat beribadah.
Masyarakat yang takut pergi ke masjid lebih suka untuk sholat berjamaah di tanah lapang, sekitar tempat mengungsi. Namun, tentu tidak senyaman ketika shalat di masjid. Terutama saat siang hari datang, ketika masyarakat harus menunaikan ibadah shalat Dzuhur. Terik matahari cukup membuat ibadah tidak lagi khusyuk.
Oleh karena itu, Dompet Dhuafa mendirikan masjid darurat sebagai tempat ibadah sementara warga pengungsi. Terbuat dari bahan dasar kayu sederhana, sudah cukup membuat warga pengungsi kembali sholat dengan nyaman. Salah satunya ada di posko pengungsian di Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Di posko yang dihuni lebih dari 1.300 jiwa tersebut, masyarakat silih berganti untuk menunaikan sholat berjamaah. Mereka tidak lagi kepanasan dikarenakan hadirnya masjid darurat dari donasi para donatur Dompet Dhuafa.
“Alhamdulillah ya mas, sekarang sudah ada masjid darurat. Tidak lagi kepanasan, jauh lebih nyaman dari sebelumnya,” ujar Nurhasanah, salah satu pengungsi di posko tersebut. (Dompet Dhuafa/Zul)