One Day For Caring, Talk Show Kepemudaan untuk Lombok dan Sulawesi Tengah (Bagian 2)

CIPUTAT — Para pembicara dalam gelaran One Day For Caring, di Masjid Fatullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Minggu (16/12/2018), menyampaikan berbagai hal terkait kerelawanan. Setelah pada sesi awal Kak Aldy memaparkan materinya tentang bagaimana menjadi pemuda-pemudi muslim yang ideal. Kemudian dr. Muhammad Syahrimal Ishak, dan Ustadz Hardy Agusman, S.IP membagi kisahnya selama menjadi pemuda atau aktivis kemanusiaan di Dompet Dhuafa.

Mereka menuturkan bagaimana keadaan selama menjadi aktivis di Lombok dan Sulawesi Tengah. Darimulai kondisi jalan yang sulit untuk mobilisasi, tapi kesulitan yang paling diingat ialah ketika mereka diberikan kesempatan langsung merasakan getaran gempa di sana. Jadi bukan perkara mudah menjadi aktivis kemanusiaan.

“Sebagai generasi millenial yang jumlahnya sepertiga dari populasi Indonesia, kalian harus terlibat dalam banyak kegiatan seperti ini. Karena menumbuhkan awareness tentang kemanusiaan, dan tentunya untuk memberikan motivasi menjadi seorang aktivis sosial. Lantaran untuk menjadi aktivis sosial yang merupakan pengabdian, jika sedari awal kalian tidak ada niat atau cinta, maka akan sulit menghadapi kenyataan langsung ketika di lokasi-lokasi yang membutuhkan bantuan kemanusiaan, seperti di Lombok dan Sulawesi Tengah,” jelas dr. Syahrimal.

Komentar serupa juga terlontar dari Gita Aulia, selaku perwakilan dari Divisi Advokasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, ketika menjadi relawan di Palu. Ia menuturkan kondisi nyata di wilayah terdampak dan melihat kesulitan yang dialami oleh para korban secara langsung.

“Saat saya jadi relawan Palu dari Divisi Advokasi dan Tim Psychological First Aid, saya tahu bahwa setiba di Palu dengan melihat kondisi sekitar pengungsian, begitu juga yang di dalam tenda, terbayang oleh saya adalah saat kita terpuruk dan membutuhkan bahu untuk bersandar agar beban itu bisa kita ubah menjadi senyum bahagia. Senyum bahagia tersebut merupakan kado terindah bagi kami para relawan,” ucap Gita.

Kegiatan tersebut ditutup dengan penggalangan donasi untuk korban-korban Lombok dan Sulawesi Tengah. Sambil mengumpulkan teman-teman yang ingin bergabung dalam tim kebaikan untuk kemanusiaan.

“Kita akan mengumpulkan teman-teman yang ingin menjadi agen-agen kebaikan, yakni tim fundrasing. Dengan mengajak orang lain untuk memberikan sebagian kecil rezeki yang mereka punya, untuk membantu para korban bencana,” tutup Irnawati, selaku Founder Youth Saldado. (Dompet Dhuafa/Fajar)