JAKARTA — Festival Ciliwung kembali digelar untuk ketiga kalinya setelah sempat vakum saat pandemi Covid-19 tahun lalu. Padepokan Ciliwung Condet (PCC) menggandeng Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) menjadi mitra dalam kegiatan lingkungan dan budaya DKI Jakarta ini. Festival ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi utama Sungai Ciliwung sebagai ekosistem lingkungan dan peradaban budaya.
Kegiatan diawali dengan melakukan penanaman pohon produktif yang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat di bantaran Sungai Ciliwung. Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan melakukan susur sungai menggunakan perahu karet yang biasa digunakan DMC Dompet Dhuafa melakukan respon penyelamatan dan aksi lingkungan khususnya di Sungai Ciliwung.
DMC Dompet Dhuafa sebagai salah satu mitra dalam festival ini menyisipkan pesan ajakan kepada masyarakat Jakarta secara umum untuk menjaga kelestarian sungai dan lingkungan disekitarnya. Sejak jaman dahulu kala manusia sudah menjadikan sungai sebagai sumber kehidupan, terlihat jelas dengan bagaimana manusia membangun peradaban didekat sungai atau sumber mata air lainnya.
“Sungai bukanlah tempat pembuangan sampah, tetapi sungai juga merupakan sumber kehidupan dan sungai adalah pusat budaya. Karena Sungai Ciliwung ini menyimpan sejuta cerita, kalau ini kita komunikasikan secara baik, kontribusi untuk kebaikan Jakarta ini akan bisa diketahui oleh banyak orang dan semua orang akan memiliki kesadaran,” ujar Nasyid Majidi selaku Ketua Yayasan Dompet Dhuafa.
Selanjutnya, Nasyid Majidi juga mengajak seluruh masyarakat terutama di Jakarta untuk menjaga dan melastarikan lingkungan dan budaya yang ada di sepanjang aliran sungai terutama hari ini Sungai Ciliwung. Baginya, ini adalah momentum untuk bersama-sama menyatukan visi pelestarian sehingga manfaat yang hadir akan turut dirasakan oleh masyarakat itu sendiri.
“Festival Ciliwung 3 ini menjadi momentum untuk kita semua bersama-sama membangun kesadaran. Kita tidak mungkin sendirian, kita tidak mungkin hanya mengandalkan pejabar, kita tidak mungkin hanya mengandalkan satu kelompok tertentu yang ada di sekitar sungai, tapi semua dari kita harus paham ketika sungai itu marah efeknya itu tidak hanya dirasakan oleh mereka yang disekitar bantaran. Kita punya kewajiban, Dompet Dhuafa bersama teman-teman yang ada disini membangun kesadaran ini mulai dari yang paling sederhana sampai kepada action,” sambungnya.
Beragam kegiatan juga dihadirkan dalam festival yang berlangsung pada 9-10 November 2021 tersebut dan digelar di lima lokasi, mulai dari Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, hingga kawasan Padepokan Ciliwung Condet, Jakarta Timur. Mulai dari Pengajian Budaya Tasawuf Sungai, Pemutaran Film Pemberontakan Anak-Anak Sungai, Perlombaan Panahan, hingga Pertunjukan Kesenian Betawi.
“Dengan digelarnya Festival Ciliwung 3 ini, saya harap masyarakat memahami dan melihat langsung keadaan Sungai Ciliwung. Timbulkanlah rasa cinta terhadap Sungai Ciliwung melalui kegiatan-kegiatan positif. Lebih jauh lagi kegiatan ini diharapkan menjadi ajang untuk mendukung Sungai Ciliwung sebagai salah satu destinasi wisata dan moda transportasi air di Jakarta sejalan dengan keputusan Provinsi Gubernur DKI Jakarta Nomor 881 Tahun 2019 yang mengatur tentang Tim Percepatan Penataan dan Pengembangan Kawasan Condet Sebagai Destinasi Wisata,” ucap Rudy S. selaku Camat Kramat Jati, Jakarta Timur. (Dompet Dhuafa / Arlen)