RONTING, MANGGARAI TIMUR — Masjid memiliki sejarah panjang sebagai pusat peradaban. Tidak hanya berperan sebagai tempat untuk menunaikan ritual ibadah. Namun juga bisa untuk saling berinteraksi satu sama lain. Saling berbagi keluh-kesah, saling berbagi ide-gagasan. Bahkan tidak jarang, banyak mendapatkan inspirasi ketika sedang berada di masjid.
Dompet Dhuafa, belum lama ini meresmikan salah satu masjid di Ronting, Manggarai Timur, Flores yang diberi nama dengan Masjid Al-Istiqomah Dompet Dhuafa, bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Harapannya bahwa masjid tersebut merupakan simbol peradaban dan kebhinekaan Indonesia sebagaimana yang diusulkan oleh founding fathers and mothers Indonesia.
“Mudah-mudahan, kehadiran masjid tersebut yang diresmikan oleh Pak Parni Hadi dapat menjadi simbol kerukunan keberagamaan. Karena alhamdulillah, dengan didukung oleh warga mayoritas nasrani di sana, terhadap warga minoritas muslim di Ronting. Masjid dapat dibangun dengan semangat gotong-royong,” ujar dr.Imam Rulyawan, MARS., selaku Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi.
Masjid tersebut dibangun pada 1942 oleh Tuan Guru Yang Mulia Amazena dan merupakan masjid pertama di wilayah Ronting. Kemudian di 7 Agustus 2017, masjid tersebut direnovasi melalui inisiasi Parni Hadi (Inisator, Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika), bersama Bambang Ismawan (Ketua Bina Swadaya).
Selain pendewasaan masjid, nantinya juga akan digencarkan program-program pemberdayaan masyarakat seperti pembangunan tempat lelang ikan, membangun depo solar, membangun kampung nelayan terpadu, budidaya garam, wisata bakau. Ke semua program tersebut nantinya dibuat dengan memaksimalkan potensi-potensi sumber daya yang berada di Ronting. Tatkala berlimpahnya sumber daya, namun masyarakat sekitar masih jauh dari kata makmur.
“Kemudian yang kedua masjid tersebut sebagai simbol, bahwa nanti akan dilaksanakan program-program pemberdayaan ekonomi khususnya untuk menyejahterakan masyarakat Ronting. Tentu tidak hanya ditujukan untuk masyarakat ronting yang muslim. Saudara-saudara kita yang nasrani atau agama yang lain juga kita libatkan. Selama mereka termasuk kategori yang membutuhkan bantuan,” lanjut dr.Imam Rulyawan.
Ahmad Shonhaji, selaku Direktur Dakwah dan Layanan Masyarakat Dompet Dhuafa Filantropi juga menambahkan kalau “masjid tersebut sebagai service center of excellence untuk pemberdayaan masyarakat. Poin ketiga, Ronting menjadi menarik karena keberagamaan masyarakatnya dan toleransi dalam hubungan sosial antara masyarakat yang muslim dan non muslim. Sehingga, interaksi sosial diantara mereka sangat harmonis. Merangkai kebhinekaan yang ada di Indonesia. Hal tersebut menjadi selaras dengan semangat Dompet Dhuafa. Bahwa Dompet Dhuafa dengan pilar, prinsip, islam, moderat, modern dan Indonesia. Menjadikan Ronting sebagai contoh Pancasila in Action,” terang Ahmad Shonhaji, selaku Direktur Dakwah dan Layanan Masyarakat Dompet Dhuafa Filantropi.
Adapun peresmian tersebut dipimpin oleh Parni Hadi, sambil mengajak warga yang hadir ikut meresmikan masjid tersebut seolah-olah juga menggunting pita dan penandatanganan. (Dompet Dhuafa/Fajar)