Pancasila in Action: Ziarah Ke Makam Pendiri Masjid Pertama Di Ronting (Bagian Empat,Habis)

RONTING, MANGGARAI TIMUR — Pahlawan tidak selamanya memakai jubah warna-warni sebagaimana yang sedang digandrungi oleh kawula muda saat ini. Mereka tampil seperti apa adanya. Entah itu seperti Soekarno dan Hatta, atapun seperti Tuan Guru Yang Mulia Amazena. Jika kalian ketik “Tuan Guru Yang Mulia Amazena” di mesin pencarian daring, maka sedikit sekali. Bahkan boleh dibilang, sama sekali tidak ada info kecuali artikel yang dibuat oleh Dompet Dhuafa bulan lalu.

Namun berdasarkan kunjungan Dompet Dhuafa ke ke Ronting pada peringatan 17 Agustus 2019 lalu, yang diwakilkan oleh Parni Hadi (Inisator, Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika), dr.Imam Rulyawan, MARS., (Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi), Ahmad Shonhaji (Direktur Dakwah dan Layanan Masyarakat Dompet Dhuafa Filantropi) dan Grace Hesti (Bina Swadaya). Pada lawatan tersebut, mereka menyempatkan untuk mengunjungi makam tokoh penting Ronting, yaitu Tuan Guru Yang Mulia Amazena.

Parni Hadi sendiri mengatakan dalam pidato kebangsaannya saat jadi pembina upacara peringatan kemerdekaan, bahwa Tuan Guru Yang Mulia Amazena adalah seorang pahlawan. Pahlawan atas jasanya merintis pembangunan Masjid Al-Istiqamah. Dimana masjid tersebut menjadi salah satu simbol kerukunan umat beragama dan berkebangsaan di Ronting, Manggarai Timur, Flores.

“Almarhum merupakan tokoh guru yang sangat bijak, yang dikenal dengan Tuan Guru Amazena. Kita berziarah ke makam beliau, di tanggal 16 Agustus 2019, sebelum melakukan upacara peringatan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia. Tentunya untuk mendoakan rahmat di alam kuburnya. Mudah-mudahan kita bisa melanjutkan warisan semangat almarhum. Bahwa islam harus memberikan manfaat dan maslahat bagi seluruh masyarakat, tanpa melihat latar belakang dan apapun,” ujar Ahmad Shonhaji, dalam wawancara singkat di kantor Dompet Dhuafa Filantropi. (Dompet Dhuafa/Fajar)