Pantun Gubernur Sumatera Barat Menjadi Tanda Beroperasinya Daya Mart

 

Kemarin Minang Mart, Daya Mart kini
Mari bersama untuk bersinergi
Belilah barang dengan konsolidasi
Insya Allah yakin, kita tak kan rugi

Ambil peci ambillah kain.
Baju koko janganlah lupa.
Buatlah Daya Mart yang lain.
Agar banyak manfaat utk dhuafa.

Daya mart untungnya bersih.
Untung sedikit tidak apa-apa.
Cukup sekian dan terima kasih.
Mari berbagi dengan kaum dhuafa.”

PADANG — Begitu penggalan bunyi pantun yang dibawakan Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, saat meresmikan Minimarket Pemberdayaan Daya Mart, di Padang, Sabtu (19/11). Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Ismail A. Said, bersama Gubernur Sumatera Barat, dan menghadirkan masyarakat penerima manfaat, serta tamu undangan dari kalangan mitra dan donatur Dompet Dhuafa, secara resmi membuka minimarket tersebut.

Tujuan kegiatan ini selain sebagai isyarat kepada publik bahwa program minimarket telah berjalan secara resmi. Dompet Dhuafa juga hendak mengenalkan model program ritel, internalisasi program sebagai wujud memandirikan masyarakat miskin, serta bentuk pertanggung jawaban pendayagunaan dana dari donatur yang diamanahkan melalui Dompet Dhuafa.

“Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi menggagas model program pemberdayaan berbasis minimarket. Output dari program ini adalah upaya memandirikan masyarakat mustahik. Konsepnya bukan bisnis murni, tapi sosial bisnis, dimana minimarket didirikan dan menjadikan masyarakat miskin sebagai pemiliknya. Keuntungan usaha minmarket ini juga disalurkan untuk membantu masyarakat miskin, memberikan diskon belanja kepada mustahik, memberikan modal usaha kepada warung kecil di sekitar Daya Mart serta menampung produk UMKM,” tutur Musfi, selaku pembina Dompet Dhuafa Singgalang di Padang, Sumatera Barat.

Imbuh Musfi, program ini bukan sekedar mendirikan minimarket kemudian diserahkan ke masyarakat miskin. Jika begitu tentu tak akan berkembang atau bisa bangkrut. Karena perkembangan usaha apapun tergantung manajemen dan sistem.

Dalam proses pendiriannya, Dompet Dhuafa bekerjasama dengan konsultan ritel. Usaha sosial ini dijalankan dengan pendampingan tenaga profesional. karyawan yang bekerja adalah mustahik berbekal pelatihan manajemen, IT, marketing dan kerja tim.

“Dengan berbelanja di Daya Mart, masyarakat turut berbagi kepada sesama. Karena keuntungan dari minimarket ini akan tersalurkan langsung kepada penerima manfaat,” imbuh Musfi.

Program inipun menjadi percontohan secara nasional. Nama Daya Mart, bertujuan agar kemudian masyarakat mustahik bisa berdaya dan mandiri melalui program ini.

“Harga pokok yang ditawarkan Daya Mart lebih murah dibanding membeli barang-barang di pasar, sehingga kami keluarga pemilik warung kecil dapat terbantu karena masih bisa menjual dengan harga standar namun tetap dapat laba penjualan,” ungkap Judar, salah satu penerima manfaat binaan Daya Mart. (Dompet Dhuafa/Nisa)