JAKARTA – Parni Hadi, seorang kakek, suami, ayah, anak, jurnalis senior, juga seorang inisiator, pendiri, dan ketua pembina Dompet Dhuafa turut memberikan paparan pada talkshow rangkaian Pekan ASI Sedunia oleh SELASI dan GERLI di Auditorium Serba Guna Gedung Balai Kota Jakarta, Kamis (29/8/2019). Parni menyampaikan tentang manfaat ASI bagi dirinya hingga usianya kini yang telah mencapai 71 tahun.
Di usianya yang telah lanjut, Parni merasa masih sangat sehat meski dengan memakai tongkat. Selama 70 tahun itu dirinya juga jarang merasakan sakit maupun lelah, semangatnya selalu berkobar, pendidikan dan karirnya juga selalu lancar dan berkembang. Tak lain faktornya adalah karena ia merupakan ‘Anak ASI’, pengonsumsi ASI selama 2 tahun, bahkan menurutnya lebih.
“Saya umur 71 tapi saya merasa sangat sehat, walau pakai tongkat. Saya seperti ini karena saya minum asi sampai 2 tahun lebih. Saya membuktikan, saya 71 tahun tapi tetap merasa sehat. Saya merasa kesehatan saya lancar, karir juga lancar,” terangnya.
Dikatakannya, Parni adalah anak yang beruntung dilahirkan dari rahim ibunya, Kasiyem Kasanpuro. Ibu Parni ditinggal wafat oleh sang suami ketika Parni masih pada usia 100 hari. Namun ibunya memilih untuk tidak menikah lagi dengan alasan ingin menyusui Parni sepuasnya.
“Saya merasa sangat berhutang budi dengan ibu saya. Tanpa ibu saya, saya tidak akan bisa seperti ini, sehat dan kuat. Usia boleh 71 tapi semangat tetap 17,” ujar Parni, seraya memberi semangat kepada para lansia lainnya.
Parni menyampaikan di depan para anggota SELASI, GERLI, Pemerintah DKI Jakarta, NGO, publik figur, para lansia, juga seluruh peserta yang hadir tentang kepedulian dan rasa hormatnya terhadap ibu-ibu serta pentingnya ASI bagi bayi. Membangun sebuah negeri hanya mungkin jika ada ibu-ibu. Menurutnya para bapak dapat bangun tegap dikarenakan dukungan dari ibu-ibu. Dalam deklarasi KNKPM, ia mendahulukan nenek ketimbang kakek, karena nenek adalah seorang ibu.
“Saya yakin ASI sangat penting bagi tubuh manusia. Saya adalah bukti. Jadi saya minta kakek dan nenek harus mendukung gerakan ini. Saya nyatakan mendukung sepenuhnya Komunitas Nenek-Kakek Peduli Menyusui. Saya pikir kunci suskses kampanye ini adalah berbasis pengalaman. Tampilkan sebanyak mungkin contoh sukses lebih penting daripada janji, janji, dan janji,” tutup Parni. (Dompet Dhuafa/Muthohar)