MANADO — Indonesia kembali berduka, curah hujan yang tinggi, lagi-lagi menjadi penyebab terjadinya banjir dan longsor. Kali ini, wilayah Kota Manado, Sulawesi Utara, yang menjadi korban. Tepatnya pada Jumat (1/2/2019), banjir menerjang wilayah Manado, dan Memaasa. Sekitar 2.201 kepala keluarga atau 7.818 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Banjir terparah berada di Kelurahan Mahawu dengan ketinggian air mencapai 2,5 meter.
Banjir dan longsor Manado juga memakan korban jiwa sebanyak 4 orang, dua diantaranya adalah korban longsor. Banjir dan longsor diketahui melanda delapan kecamatan di Kota Manado atau sekitar 23 kelurahan. Dimana lima diantaranya termasuk kecamatan terdampak parah yang diantaranya adalah Kecamatan Wanea, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil, Kecamatan Paal Dua, dan Kecamatan Wenang, dimana lebih dari 1.130 bangunan terendam air, rusak, dan hanyut.
Kini, situasi di lokasi bencana masih belum menentu bagi para korban dan warga Manado secara umum. Berbagai aktivitas ekonomi dan sosial juga ikut terdampak. Akibat cuaca buruk dan banjir yang melanda Kota Manado, Sulawesi Utara, sebanyak 4 penerbangan batal mendarat. Beberapa penerbangan tujuan Manado terpaksa dialihkan dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado ke Bandara Jalaludin Gorontalo. Warga yang menunggu air surut, kini fokus membersihkan rumah mereka dari genangan, lumpur, dan kotoran. Mereka berharap masih ada beberapa harta yang dapat diselamatkan. Masyarakat terdampak kini masih membutuhkan berbagai kebutuhan dasar seperti kebutuhan kebersihan dan logistik.
Pasca bencana banjir dan longsor tersebut, Dompet Dhuafa melalaui Disaster Management Center (DMC) ikut merespon dampak bencana yang terjadi. Bersih-bersih fasilitas umum menjadi fokus utama tim. Diantaranya pembersihan lumpur dampak banjir di Asrama Panti Asuhan Assalam Jl. Kuala Buha, Lingkungan 4, Kelurahan Bailang, Kecamatan Bunaken. Terlihat fasilitas panti asuhan tersebut terdampak parah. Air dan lumpur masih menggenangi berbagai sudut bangunan. Mulai dari tempat tidur, dapur hingga ruang belajar masih dalam kondisi tidak layak huni akibat banjir. Dompet Dhuafa juga mendirikan Dapur Umum dan Pos Hangat di Ponpes Darul Istiqamah untuk dukungan logistik relawan kebersihan. (Dompet Dhuafa/Zul)