BOGOR—Ibnu Umar (23) akan menjalani serangkaian pemeriksaan seperti cek darah dan rongent saat ditemui di Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa, Bogor. Laki-laki yang aktab disapa Ben ini merupakan anak punk. Ia didiagnosa menderita Fraktur Kompresi Lumbal 3 oleh dokter spesialis bedah tulang salah satu rumah sakit swasta di Bogor.
Fraktur Kompresi Lumbal 3 merupakan penyakit patah tulang pada bagian bawah tulang belakang. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh benturan keras seperti, kecelakaan mobil, jatuh dari ketinggian atau kecelakaan saat berolahraga dan lain sebagainya.
Ben sendiri merupakan salah satu anggota dari Komunitas Punk Muslim. Komunitas Punk Muslim merupakan sebuah komunitas yang berkomitmen akan membawa Islam sebagai jalur dalam segala kegiatannya. Berbeda dengan Komunitas Punk pada umumnya yang membawa ideologi anarkisme, Komunitas Punk Muslim ini justru menjadikan Al Quran dan Hadits sebagai pedoman pergerakannya.
Ben dibawa oleh seorang relawan Dompet Dhuafa. “Saya bertemu Bang Zaki saat saya masih di jalanan, Bang Zaki yang merangkul dan membimbing saya dan anak-anak jalanan lain lebih dekat dengan agama, seperti diajarkan mengaji dan lain sebagainya,” ucap Ben.
Ben yang sejak usia belasan tahun ini sudah hidup di jalanan pun hanya bisa berobat alternatif untuk meredakan rasa sakitnya, namun hal tersebut tidak kunjung membuatnya sembuh. Akhirnya berkat bantuan seorang relawan yang dikenalnya, Ben pun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RST Dompet Dhuafa.
“Pertama kali dibawa ke IGD saya merasakan nyeri pada pinggang sebelah kanan, mual disertai muntah sudah empat hari, setelah diperiksa akhirnya saya dikonsulkan ke dokter spesialis urologi karena dikhawatirkan ada batu ginjal,” tambahnya.
Beruntung setelah mendapatkan pemeriksaan rontgen, hal yang dikhawatirkan pun tidak terjadi. Selama masa pengobatan rawat jalan, Ben yang selalu mengeluh kesakitan dan sudah tiga kali bolak-balik ke IGD ini akhirnya dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta di Bogor untuk segera mendapatkan tindakan operasi karena dikhawatirkan kondisinya semakin memburuk.
“Pasien sudah mendapatkan tindakan operasi bedah tulang kemarin. Untuk rencana selanjutnya masih akan dilihat dulu hasil rontgen pasca operasi dulu, “ ucap perawat rujukan RST yang mendampingi perawatan Ben.
Estimasi total biaya operasi bedah tulang atas penyakit yang diderita Ben sendiri mencapai Rp 35.000.000,00 (Tiga Puluh Lima Juta Rupiah).
“Selama di jalanan sambil ngamen yang namanya ditabrak mobil, motor dan jatuh sudah jadi hal biasa, mungkin karena itu juga penyebabnya,” ungkap pria asal Surabaya, Jawa Timur ini.
Mimpi dan harapan setelah sembuh dari sakit pun telah menggelayut dalam angan Ben. Pria yang kini menjalani hidup lebih baik berkat asuhan seorang relawan ini sudah tidak sabar untuk dapat berjualan.
“Rencananya mau jualan kaya wedang jahe gitu, gerobaknya sudah ada, tadinya sudah mulai mau jalan cuma karena saya sakit ini jadi ditunda dulu, semoga bisa segera sembuh dan bisa cepat dimulai jualannya” ungkap Ben. (tie/gie)