Pelatihan Gratis Antarkan Hendra Menjadi ABK Handal

TANGERANG — Lahir dari keluarga kurang mampu, dengan ibundanya seorang pembantu rumah tangga, dan ayah hanya buruh, membuat Muhammad Hendra (20), harus memutar otak untuk meneruskan penghidupannya. Selepas lulus dari SMA, Hendra memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Ia memilih mengadu nasib dan mencoba peruntungan untuk bekerja di kota metropolitan, yang dikenal memiliki banyak peluang kerja. Namun siapa sangka, mencari pekerjaan di Jakarta tak semudah yang ia bayangkan.

Tetapi perjuangannya mulai mengubah nasibnya pada 2015. Saat itu ada kerabatnya yang memberi kabar bahwa ada pelatihan kerja di bilangan Karawaci, Tangerang, khusus untuk anak-anak muda dhuafa. Dengan berbagai pertimbangan, Hendra pun memutuskan mendaftar ke pelatihan yang ternyata digelar oleh Institut Kemandiriaan (IK) Dompet Dhuafa. Dari berbagai kelas pelatihan, ia memilih kelas pelatihan Anak Buah Kapal. Sehingga selain seleksi administratif, Hendra juga harus mengikuti tes fisik. Di program kemitraan antara Institut Kemandirian dengan Yayasan Darma Mulia, Hendra, dididik dengan berbagai keterampilan terkait pekerjaan anak buah kapal. Karena nantinya setiap peserta pelatihan akan mendapat tiga sertiikasi (BST, SAT, dan BOCT). Selain itu juga berlanjut dengan pembuatan buku pelaut dan passport.

Betapa senang hati Hendra, setelah lulus dari IK, langsung berkesempatan untuk berlayar bersama kapal minyak untuk magang selama 6 – 12 bulan. Untuk awalan, ia berkesempatan untuk berlayar di dalam perairan Indonesia terlebih dahulu. Perjuangan Hendra masih belum selesai, ia masih harus berjuang mendapatkan sertifikasi-sertifikasi profesi yang menunjang keterampilannya. Namun Hendra tak kenal lelah, dengan telaten ia mengikuti semua prosesi untuk mendapatkan pengakuan kualitas pekerjaannya.

Kegigihan dan jerih payah Hendra mulai membuahkan hasil. Dengan seragam perusahaan minyak nasional, pekan lalu, Hendra berkesempatan untuk bersilaturahmi ke tempatnya mengenyam ilmu, Institut Kemandirian. Ia ingin menunjukkan bahwa ia bukanlah seseorang yang seperti pepatah bilang ‘kacang lupa kulitnya’. Bukan hanya bersilaturahmi, Hendra, anak seorang buruh yang dulu menganggur, berkunjung sekaligus menunaikan zakatnya. (Dompet Dhuafa/Dea)