Pelatihan Kader Aktif Penemuan Kasus TBC SSR Dompet Dhuafa Sumenep

MADURA — Sub-sub Recipient (SSR) Dompet Dhuafa Sumenep, menyelenggarakan pelatihan perdana untuk melatih para kader yang telah direkrut untuk menjadi komunitas aktif penemuan kasus TBC di Sumenep. Kegiatan tersebut dijadwalkan pelaksanaannya selama empat hari, yaitu 22-25 Sepetember 2018. Peserta pelatihan adalah kader komunitas dari empat puskemas di daerah Pandian, Pamolokan, Bluto, dan Kalianget. Jumlah kader sebanyak 24 orang yang diseleksi dan bekerjasama dengan keempat puskesmas di atas.

Hari ini merupakan pembukaan training di Aula Kemahasiswaan STKIP PGRI Suemenep. Pembukaan tersebut secara resmi dibuka oleh pihak Dinas Kesehatan Sumenep, yang diwakili oleh Kepala Bidang P2P, Hj. Kusmawati, S.ST., perwakilan dinkes menekankan pentingnya sinergi berbagai pihak untuk menanggulangi TBC di Kabupaten Sumenep. Menurut penuturannya, pelatihan tersebut merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerjasama pihak Dinas Kesehatan dan SSR Dompet Dhuafa.

Pihak Dompet Dhuafa Pusat juga turut hadir dalam pembukaan tersebut dan menyampaikan welcoming speech sekaligus promosi posisi strategis lembaga dalam menanggulangi TBC. Selain itu juga mengenalkan Dompet Dhuafa kepada peserta. Mewakili dari Lembaga Dompet Dhuafa, yaitu Kornas TBC Eleminasi 2030 sebagai repesentasi lembaga mengatakan bahwa, pihaknya sangat berterima kasih kepada dinas kesehatan atas kerjasama yang baik dan dukungan terhadap program baru SSR Dompet Dhuafa Sumenep. Ia juga menjelaskan tentang pecapaian dan apa saja yang telah dilakukan oleh Dompet Dhuafa secara umum, dalam berkontribusi mengurai masalah sosial. Secara khusus, menjelaskan tentang LKC (Layanan Kesehatan Cuma-cuma)  yang berada di Dompet Dhuafa dan kiprahnya dalam menyelesaikan problem kesehatan.  

Koordinator SSR Dompet Dhuafa menyatakan, “Pelatihan ini terselenggara atas kerja sama TB Care Aisyiah dan Dompet Dhuafa dengan maksud bersama-sama menanggulangi atau mengurai masalah TBC, khususnya di Kabupaten Sumenep. Agenda penanggulangan ini didukung penuh oleh the Global Fund sebagai penyedia pendanaan,” imbuhnya.

Kegiatan tersebut adalah bagian dari program proyeksi bebas TBC 2050. Dalam sambutannya, Shulhan, sebagai koordinator program menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para kader yang telah menyatakan siap terlibat aktif dalam penangulangan TBC di ujung timur pulau Madura.

Selama empat hari ke depan (22-25/09/2018) peserta akan dilatih unutk semakin terampil dalam mengidentifikasi penderita TB, mendampingi dan menemukan orang yang diduga terjangkit penyakit tersebut. Kader didampingi oleh Wasor TBC Dinaskes Sumenep, Herman Praktikno dan Koordinator SSR Dompet Dhuafa. Herman menuturkan bahwa dalam pelatihan tersebut pihaknya akan menggunakan berbagai model pendekatan agar peserta tidak bosan, dan meteri dapat dipahami dengan mudah. Metode pelatihan antara lain diskusi, tanya jawab, bermain peran dan praktik lapangan.

Pelatihan kader komunitas TBC sangat penting dilaksanakan, mengingat penemuan penderita penyakit ini cukup lumayan persentasenya, yaitu 36% dari jumlah populiasi penderita. World Health Organization (WHO) memaparkan data penderita TBC di Indonesia sekitar 1.200.000 pada tahun 2017. Jumlah ini sangat besar sekali dan setiap orang hendaknya memiliki kesadaran bersama untuk bisa menanggulangi masalah tersebut.

“Seluruh elemen masyarakat hendaknya bersinergi dengan serius dan ikhlash untuk bersama-sama berkontribusi menyelesaikan masalah tersebut,” tutur Kusnawati, selaku Kabid P2P Dinkes Kabupaten Sumenep. (Dompet Dhuafa/Div Kes)