Penanganan Pasca Bencana Kabut Asap, Dompet Dhuafa Jalin Kemitraan dengan Kemensos

JAKARTA- Setelah sukses menginisiasi program kerja (pokja) nasional penanganan kabut asap di ranah pasca bencana untuk anak-anak dan kaum rentan terdampak asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan, Dompet Dhuafa bersama ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) menjalin kemitraan dengan Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia dalam menindaklanjuti Program Recovery Pasca Bencana Kabut Asap. Kemitraan tersebut terjalin melalui pertemuan Dompet Dhuafa dan ICMI pada Kamis (12/11), di Gedung Kemensos RI, Jakarta.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam tersebut, Imam Rulyawan, Direktur Program Dompet Dhuafa memaparkan mengenai kontribusi Dompet Dhuafa dalam upaya penanganan bencana kabut asap dalam tiga bulan terakhir. Merespon bencana kabut asap kali ini, Dompet Dhuafa telah merespon dengan menyalurkan berbagai program, melalui pembagian 117,170 buah masker, 36,500 liter air bersih, 50 paket makanan suplemen, 7 titik promosi kesehatan, mendirikan 20 titik pos sehat yang melayani 4,040 jiwa, 9 safe house sebagai rumah evakuasi warga, dan 4 lokasi pemadaman titik api (hot spot).

“Alhamdulillah, melihat dedikasi yang dilakukan Dompet Dhuafa dan lembaga kemanusiaan lainnya dalam penanganan bencana asap ini, kementerian sosial menyambut baik dan memberikan apresiasi, serta siap bersinergi bersama pokja nasional,” ujar Imam Rulyawan.

Dalam jalinan kemitraan tersebut, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, Kementerian Sosial dengan tangan terbuka akan memberikan berbagai kebutuhan,  terkait akses dan pendataan dalam Recovery Bencana Kabut Asap. Khofifah berpesan, agar wilayah-wilayah yang belum tersentuh bantuan, juga menjadi fokus penting yang harus segera diperhatikan.

“Masih yang belum tersentuh bantuan, seperti di Kalimantan Selatan wilayah Hulu Sungai Tengah, Banjarbaru, dan beberapa wilayah lainnya. Saya berharap sinergi ini juga berfokus pada wilayah yang belum terjangkau,” ujar Khofifah.

Selama penanganan kabut asap, Khofifah lebih lanjut menuturkan, Pemerintah melalui Kementerian Sosial pun telah menggulirkan berbagai bantuan dan fasilitas untuk masyarakat terdampak bencana. Diharapkan, fasilitas yang sudah disediakan pemerintah juga mampu dioptimalkan dalam jalinan kemitraan ini.

“Kami sudah sediakan Rumah Singgah untuk masyarakat terdampak asap. Saya pribadi juga mengharapkan, Rumah Singgah ini bisa dioptimalkan teman-teman lembaga kemanusiaan dengan berbagai macam kegiatan sarat manfaat,” harapnya.

Dalam program kerja (pokja) nasional penanganan kabut asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan, ada tujuh implementasi dari Pokja di antaranya Community First Responder (CFR), Anjungan Tes Medik (ATM), Sumur Bor, Pohon Produktif, Sekat bakar, Social Trust Fund (STF), dan Naskah Akademik. Salah satu implementasi dari Pokja ini adalah medical check upuntuk seribu anak terdampak kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. Pokja Nasional juga berkaloborasi dengan berbagai lembaga kemanusiaan lainnya seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Humanitarian Forum Indonesia (HFI), South East Asia Humanitarian Forum (SEAHUM), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (Dompet Dhuafa/Uyang)