Penyakit Mulai Menghampiri, Pengungsi Warga Cianjur Butuh Toilet Memadai

CIANJUR, JAWA BARAT — Ratusan ribu warga korban gempa Cianjur mengungsi di berbagai tempat. mereka tersebar di ratusan titik-titik pengungsian. Sejak hari kedua gempa, Selasa (22/11/2022), tim assessment Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa terus melakukan penyisiran setiap lokasi pengungsian. Hal ini dilakukan dalam upaya mendata kebutuhan-kebutuhan mendesak para penyintas. Berbagai aksi pun telah dilakukan oleh organ-organ Dompet Dhuafa, di antaranya DMC, Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC), Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM), Badan Pemulasaraan Jenazah (Barzah), Lembaga Pengembangan Insani (LPI), Dai Cordofa, dan masih terus bertambah yang lainnya.

Dalam hasil pantauan, Dompet Dhuafa menemukan masih kurangnya fasilitas umum di pengungsian, khususnya musala dan toilet. Di setiap pengungsian, kerap kali didapatkan keluhan atas minimnya fasilitas toilet. Masyarakat berharap adanya bantuan tambahan fasilitas toilet serta air bersih.

Kondisi toilet di salah satu pengungsian di Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.

Di salah satu pengungsian di Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, sebanyak 125 pengungsi mengeluhkan toilet yang kurang memadai. Warga di sana berinisiatif membangun sebuah toilet darurat di aliran irigasi sawah. Toilet dibuat dengan menancapkan 4 (empat) bilah kayu berbentuk kotak, kemudian ditutup menggunakan kain sarung dan terpal. Sedangkan airnya, warga yang sedang buang air, langsung mengambil air yang ada di bawahnya.

Kondisi toilet di salah satu pengungsian di Desa Benjot, Kecamatan Cugeunang, Kabupaten Cianjur.

Di salah satu pengungsian di Desa Benjot, Kecamatan Cugeunang, Kabupaten Cianjur, warga mendirikan toilet darurat dengan model yang sama. Mirisnya lagi, selain air yang digunakan tidak mengalir, letak toilet berada berdekatan antara tenda pengusian dan dapur umum. Salah satu pengungsi setempat, Cucu Nur Jannah (35) mengungkapkan, toilet ini dimanfaatkan tidak hanya yang mengungsi di tenda tempatnya tinggal, melainkan juga warga di tenda pengungsian lain ikut memanfaatkan toilet tersebut.

“Airnya ya ambil dari bawah itu a’,” ucapnya.

Toilet di pengungsian di Desa Benjot berhadapan dengan dapur umum.

Adib Al Irfani selaku koordinator posko satelit Dompet Dhuafa di Cipanas mengatakan, toilet tersebut digunakan oleh 125 warga dari 2 RT. Ini sudah ada berbarengan dengan mereka mendirikan tenda-tenda darurat untuk berteduh. “Miris melihatnya. Apalagi air yang digunakan kadang tidak mengalir. Khawatir akan berisiko menimbulkan penyakit-penyakit,” ucapnya.

Benar nyatanya. Tim Respon Darurat Kesehatan (RDK) Dompet Dhuafa Muhammad Faisal menyampaikan dalam setiap laporannya, bahwa warga banyak yang mulai mengeluh sakit perut, diare, dan hingga penyakit gatal-gatal.

Dompet Dhuafa melakukan distribusi sabun bio def sebanyak 4 karton (48 pcs) di lokasi pengungsian di Desa Ciherang.

Dompet Dhuafa pun mengajak sahabat-sahabat baik untuk turut serta membantu membuat toilet sehat semi permanen untuk menekan angka berbagai penyakit. Pada Jumat (2/12/2022), Dompet Dhuafa melakukan distribusi sabun bio def sebanyak 4 karton ( 48 pcs ) di lokasi pengungsian di Desa Ciherang, RT 01 / RW 06, Kampung Buniaga, Kecamatan Pacet. Bantuan peralatan higienis ini dimanfaatkan oleh  33 KK (150 jiwa).

Baca Juga: Dirikan Musala Darurat di Pengungsian Pacet, Kakek Kosasih Salat Lebih Tenang dan Khusyuk

Sahabat baik! #IniTentangKita. Dengan upaya dan keyakinan bahwa dukungan kemanusiaan kita turut membantu mereka, mari bantu bangunkan toilet yang memadai untuk mereka melalui digital.dompetdhuafa.org/indonesiasiapsiaga. (Dompet Dhuafa / Muthohar)