PALU — Sebulan sudah kejadian gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi melanda Sulawesi Tengah, tepatnya pada Jumat, 28 September lalu. Tiga daerah, yaitu Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala, menjadi wilayah yang mengalami kerugian terbesar. Lebih dari 1.200 korban jiwa, ribuan lainya luka-luka, dan yang selamat, masih harus berjibaku di pengungsian. Total kerugian ditaksir lebih dari Rp. 15 triliun.
Tanggal 28 Oktober, sebulan tepat semenjak kejadian naas tersebut, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, uluran tangan kembali hadir. Dua komunitas pemuda asal palu yaitu Komisi Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Karang Taruna Kota Palu, ikut serta membantu para penyintas yang ada di pos Pengungsian di Kabupaten Sigi.
Bertempat di Pos 6, di Desa Lolu, Kecamatan Birumoru, Kabupaten Sigi, KNPI dan Karang Taruna menyerahkan bantuan melalui Dompet Dhuafa berupa paket pakaian dan bahan pangan kepada para penyintas yang ada di sana. Di pos 6 tersebut, dihuni oleh lebih dari 300 kk dan 1200 pengungsi dari berbagai wilayah terdampak gempa dan likuifaksi di Kabupaten Sigi.
“Ini bentuk ikhtiar kami, kita sebagai pemuda punya tanggung jawab untuk bisa menggerakkan perubahan dan membantu sesama. Di momen Sumpah Pemuda, tanggung jawab itu ada di sini (Palu, Sigi, dan Donggala). Sudah lama kita kenal Dompet Dhuafa, ketika tahu ada Dompet Dhuafa di sini, langsung kita hubungi untuk penyaluran bantuan,” terang Fitri, selaku bendahara KNPI kota Palu.
Walau masa tanggap darurat telah usai, namun masih banyak permasalah yang ada di wilayah pengungsian. Warga penyintas tidak bisa hidup selayaknya sebelum terjadinya gempa. Bantuan dari banyak pihak akan sangat membantu recovery warga penyintas. (Dompet Dhuafa/Zul)