Perkuat Kesetiakawanan dengan Menjadi Relawan-relawan Kemanusiaan

JAKARTA —  Hari Sosial atau Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang jatuh pada 20 Desember merupakan hari yang penting. Lambang Pekerjaan Sosial dan Kode Etik Sosiawan diciptakan pada tanggal tersebut. Tanggal tersebut terpilih karena bertepatan dengan peristiwa bersejarah bersatunya seluruh lapisan masyarakat untuk mengatasi permasalahan dalam mempertahankan kedaulatan negara, yaitu pada tanggal 20 Desember 1948. Sehari setelah tentara kolonial Belanda menyerbu dan menduduki ibukota negara di Yogyakarta. Maka tanggal tersebut oleh Kementerian Sosial dijadikan sebagai Hari Sosial atau HKSN.

Jadi peringatan HKSN bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan nilai, serta mengamalkan kesetiakawanan sosial dalam masyarakat. Ada banyak cara untuk memperingatinya. Salah satunya ialah menjadi sukarelawan.

Cathrine Octiva Sunarno (20), salah seorang relawan Dompet Dhuafa (Dompet Dhuafa Volunteer/DDV) Banten. Baru saja mengikuti kegiatan International Volunteer Day (IVD) Dompet Dhuafa di Mojokerto, Jawa Timur (13-15/12/2019). Menurutnya, nilai-nilai kesetiakawanan sangat erat kaitannya dengan menjadi seorang relawan.

“Di IVD adalah rumah relawan. Di mana kita semua dari seluruh nusantara bertemu, bertukar pikiran untuk menyusun project dan banyak hal yang menyenangkan. Di mana nggak ada tembok pembatas satu sama lain antara daerah A dan B. Semua sama, sama-sama saudara. Di situ arti kesetiakawanan ada bagiku,” terang Catherine, yang juga bergabung dalam Dai Muda Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa).

“Banyak sekali kegiatan dari Dompet Dhuafa, khususnya di DDV Banten dan Dai Muda Cordofa yang dari dua tempat tersebut banyak mengajarkan aku tentang memanusiakan manusia. Pastinya masuk dalam kaitan sosial dan juga kesetiakawanan. Poin pentingnya lagi, aku juga dapat keluarga kedua di sini. Mereka merangkul aku, nggak hanya sekadar ikut komunitas atau organisasi. Tetapi aku dibimbing banyak hal,” tambahnya.

Dengan menjadi relawan, Catherine menjadi lebih mengenal arti kesetiakawanan. Itu terbukti melalui kesadarannya yang menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya.

“Dampaknya benar-benar terasa banget. Jadi lebih peka terhadap sosial, lebih peduli sama orang yang butuh bantuan, sama lingkungan, dan hal-hal yang mungkin nggak semua orang bisa merasakan,” jelas Chatrine.

Kegiatan lain yang juga sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai kesetiakawanan menurut Catherine ialah BERAKSI (Bersama Generasi Baik Dan Toleransi) di SDN Sidayu Lontar, Serang, Banten, pada (16/11/2019) lalu. Di sana dia bersama tim bekerja sama untuk mengajarkan nilai-nilai toleransi sesederhana mungkin. Agar para peserta mampu dengan mudah memahaminya. Hal itu dilakukan dengan mendongeng dan permainan interaktif.

“Aku bisa dapetin rasa kekeluargaan, kesetiakawanan, dan kekompakannya di sana,” akunya.

Cetherine berharap melalui HKSN, mampu mendorong siapapun untuk tergerak dan tertarik dalam kegiatan-kegiatan kerelawanan. Sehingga dengan demikian semakin banyak pula orang yang melakukan kebaikan dan berbagi kebaikan. Maka semakin banyak juga berkah-berkahnya.

“Semoga para relawannya semakin solid,” tutup Catherine. (Dompet Dhuafa/