BANDUNG — Semangat kemanusiaan telah terlihat dari masing-masing kelompok peserta International Volunteer and Anti-Corruption yang berlokasi di Villa Melati Putih, Lembang, Bandung, akhir pekan lalu. Sepuluh kelompok menyajikan proyek masing-masing yang merupakan kegiatan kemanusiaan mereka. Langkah tersebut sebagai bentuk komitmen untuk menjadi relawan yang mampu menjadi solusi pelbagai masalah kemanusiaan yang ada di Indonesia.
Sepuluh kelompok tersebut sebelumnya sudah mengikuti kelas-kelas yang disediakan dalam pelatihan. Ada tiga kelas yang disediakan: Campaign Class, Fundraising Class, dan Program Management Class. Kelas-kelas tersebut diisi oleh Urip Budianto (kitabisa.com), Muhammad Ihsan (bawaberkah.org), Boy Mareta (Save The Children), Andriansyah (Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Jawa Barat), Ridwan Affan (PBAK), dan Palupi Mutiasih (Duta Gemari Baca).
Setelah pertimbangan matang para juri, pada malam harinya terpilih tiga kelompok pemenang. Pemengan pertama diraih oleh Kelompok 5 dengan judul proyek “Gerobak Layak untuk Makwa.”
“Proyek tersebut diajukan berawal dari permasalahan yang kita lihat di Aceh. Banyak ibu-ibu atau yang biasa disebut makwa berjualan dengan kondisi yang kurang memuaskan. Tetapi mereka masih saja berjualan dengan semangat,” tutur Muh. Enggi Sulaiman, dari Dompet Dhuafa Volunteer Cabang Samarinda Kalimantan Timur, yang juga perwakilan Kelompok 5.
Para makwa tersebut terpaksa berjualan bukan tanpa sebab. Mereka menjalani hidup seperti itu, lantaran untuk mencari nafkah di tengah kemiskinan yang melanda hidup mereka. Kegiatan tersebut juga merupakan bukti nyata kalau ada beberapa oknum yang seharusnya menyalurkan dana untuk kepentingan-kepentingan rakyat, tapi malah dikorupsi.
“Ini hanyalah salah satu bentuk kegiatan kita yang merupakan apa yang telah kita peroleh selama di acara. Kedepannya kita pasti akan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk kemanusiaan, salah satunya menghapuskan tindakan korupsi,” tambah Enggi. (Dompet Dhuafa/Fajar)