BOGOR — Baju compang-camping, rambut kusut, wajah kumal dan bau, itulah gambaran Psikiatri Jalanan. Dengan keadaan seperti itu, banyak orang yang menghidar jika bertemu mereka. Bahkan tidak sedikit pula yang memalingkan wajah atau menutup hidung jika bertemu mereka. Mengapa demikian? Bukankah mereka juga manusia yang layak dimanusiakan? Seperti yang banyak Mustaki saksikan saat menjalankan tugas sebagai penanggung jawab aksi simpatik Dompet Dhuafa.
Selasa 7 November 2017, tim Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa, dipimpin oleh Mustaki, menyisiri wilayah Ciputat sampai Bogor, tujuannya tidak lain untuk memberi makan psikiatri jalanan yang dijumpainya. Selain memberi makan para psikiatri, mereka juga mengajak berbincang dan diajarkan cara berdoa, serta mencuci tangan sebelum makan.
Berbekal keyakinan kuat akan berbagi dan memanusiakan psikiatri, Allah pertemukan kami dengan sosok yang sangat kumal pakaiannya. Ia membawa tas yang sudah banyak tambalan dan robek di sejumlah bagian, terlihat jelas di tangan kanannya memegang plastik putih, awalnya kami mengira ia pemulung atau pengemis. Namun ketika kami hampiri, ternyata seluruh isi tas dan plastik di tangannya adalah sampah plastik makanan dan kresek.
“Kami mencoba mencoba mengajak interaksi, dengan ekspresi agak takut ia mencoba menghindar. Seketika itu juga kami tunjukkan kepadanya sekotak nasi dan sebotol air, sambil mengajaknya makan, akhirnya ia mau menuruti,” tutur Mustaki.
Sebelum makan, kami pun mengedukasi dan memberikan arahan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Walupun awalnya menolak, namun kami bisa memberikan arahan. Sehingga ia mau mencuci tangan sendiri.
Ketika hendak makan, hujan pun turun, kami meminta untuk pindah ke tempat untuk berteduh. Karena asik makan, ia enggan berpindah. Melihat asik makan, maka kami segera mengambil payung yang memang menjadi salah satu perlengkapan untuk setiap aksi simpatik.
Setelah selesai makan, kami mengantarnya ke tempat berteduh, sambil pamit melanjutkan perjalanan untuk berbagi dengan psikiatri lain. Semangat kami bertambah dan ingin membantu lebih banyak Psikitari yang membutuhkan.
“Tujuan aksi ini adalah tidak lain untuk menumbuhkan sikap kepedulian masyarakat yang melihat. Agar mereka sadar bahwa psikiatri juga manusia yang layak di manusiakan. Lebih bagus lagi kalau nanti aksi ini dicontoh oleh masyarakat. Ketika mereka bertemu psikiatri maka tidak menghindar, melainkan memberi makan dan mengajarkan berdoa dan mencuci tangan sebelum makan ,“ tutup Mustaki, di sela kegiatan aksi simpatik ini. Salam #HUMANESIA. (Dompet Dhuafa/Ahmad LPM)