RST DD Maksimalkan BPJS di 2015, Dhuafa Tetap Jadi ?Prime Customer?

BOGOR – Memaksimalkan Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk pembiayaan operasional rumah sakit akan diterapkan oleh Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa di tahun 2015. Hal ini dilakukan seiring dengan meningkatnya jumlah pemanfaatan layanan seperti klinik spesialis dan rawat inap RST Dompet Dhuafa.

Peningkatan jumlah tersebut berdasarkan Data Pelayanan RST Dompet Dhuafa tahun 2013 – 2014 saat mulai membuka pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan. Ini memberikan gambaran bahwa kemanfaatan RST Dompet Dhuafa semakin besar dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.

”Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan sendiri pada tahun 2014, jumlah peserta PBI (penerima bantuan iuran) yang kriterianya adalah penduduk miskin dan tidak mampu berjumlah 86,4 juta jiwa dengan fasilitas kepesertaan kelas 3 (tiga). Hal ini merupakan program pemerintah yang dapat disinergiskan oleh RST Dompet Dhuafa dalam mewujudkan visi dan misinya,” ucap Direktur Utama RST Dompet Dhuafa. dr. Yahmin Setiawan, MARS, Kamis (15/1).

Dengan memaksimalkan BPJS Kesehatan, selain menerima pasien peserta BPJS Kesehatan dalam layanannya, RST Dompet Dhuafa juga akan mendaftarkan para penerima manfaat/member (anggota) kesehatan Dompet Dhuafa sebagai member BPJS yang secara rutin memerlukan layanan rawat inap dan rawat jalan.

“Perlu ditekankan bahwa fasilitas ruangan dan tempat tidur rawat inap di RST seluruhnya adalah kelas 3, sehingga membuka kesempatan yang besar untuk peserta PBI BPJS Kesehatan,” ucap Yahmin.

Meski membuka layanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan, namun kaum dhuafa/penerima manfaat kesehatan Dompet Dhuafa akan tetap menjadi prioritas. RST Dompet Dhuafa tetap berkomitmen sebagai rumah sakit pemberi layanan kesehatan yang bernuansa Islami dan bersumber dana dari masyarakat untuk memuliakan dhuafa dalam pemberian layanan kesehatannya.

“Bentuk memuliakan dhuafa itu adalah komitmen dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, nyaman dan aman kepada dhuafa yang sudah menjadi peserta seoptimal mungkin sesuai kebutuhan dhuafa. Istilah yg kami gunakan untuk pasien dhuafa merupakan “prime customer” atau “very important poor people (VIPP),” terang Yahmon.

Ke depannya sebagai perencanan untuk meningkatkan layanan, RST Dompet Dhuafa pun memiliki empat poin pencapaian penting, yaitu naik kelas menjadi tipe C (sebelumnya tipe D), sesuai dengan peraturan Kemenkes yang terbaru, lulus proses akreditasi Rumah Sakit versi 2012, dengan harapan nilai Paripurna, akan memaksimalkan kerjasama dengan BPJS Kesehatan sebagai bagian memperluas kemanfaatan RST Dompet Dhuafa. Tidak ketinggalan, mendukung program pemerintah terutama untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, dan RST Dompet Dhuafa akan menjadi Rumah Sakit Cinta Ibadah sebagai bagian mewujudkan layanan dengan nuansa Islami.

Yahmin pun berharap RST Dompet Dhuafa akan semakin berkembang secara kuantitas dan kualitas pelayanannya serta dapat memenuhi kebutuhan pasien dhuafa dan peserta BPJS Kesehatan.

“Semoga masyarakat juga semakin mendukung dan bekerjasama untuk kemajuan RST Dompet Dhuafa ke depannya,” tutup Yahmin. (tie/gie)