Sarasehan dan Bedah Buku The Power of Silat Bersama Bapak Silat Dunia

BOGOR, JAWA BARAT — Baru saja dilaksanakan sebuah kegiatan Bedah Buku sekaligus Reuni antar perguruan silat di Zona Madina Dompet Dhuafa, Parung, Bogor, pada Sabtu (24/04/2021). Dihadiri oleh Direktur Dakwah Budaya dan Layanan Pemberdayaan Masyarakat (DBLPM) Dompet Dhuafa, KH. Ahmad Shonhaji S.Ag, MM. atau biasa dengan panggilan akrab nya Ustadz Shon, kemudian Mayjend (Purn) DR. H. Eddie Mardjuki Nalapraya sebagai ‘Bapak Silat Dunia’ dan Penulis sekaligus Ketua dari Kampung Silat Djampang yaitu Ustadz Herman Budianto, M.Si, serta seluruh perguruan pencak silat yang ada di Bogor.

“Pencak Silat itu sudah diakui UNESCO dan sudah lebih 70 Negara mengadopsi seni Beladiri ini,” itulah yang disampaikan oleh Ustadz Shon pada sambutan acara Bedah Buku Silat Djampang. Meriah menyambut Ustadz Shon, seluruh peserta acara bertepuk tangan dan bangga melihat perjalanan pencak silat sejauh ini menjadi budaya di Indonesia.

Banyak yang mengira bahwa pencak silat adalah bela diri. Ternyata, tidak hanya itu, tapi juga sebagai adat tradisional dan budaya. Bapak silat dunia, H. Eddie, juga membagikan banyak pengalamannya dan bercerita bagaimana dulu pencak silat ia perjuangkan di Indonesia.

“Saat itu saya jadi Ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) DKI tahun 1978, Pangkat saya Kolonel,” ungkapnya. Selain sebagai anggota militer, seni bela diri Pak H. Eddie mampu menjadi contoh bagi tentara-tentara lain dan dapat diadopsi dipelatihan bela diri marinir.

Indonesia memiliki ratusan budaya yang ada, Pencak silat adalah salah satunya. Maka dari itu, jangan sampai budaya ini lolos akhirnya justru malah di akui oleh negara lain. Pencak silat sangat penting dan perlu dibudayakan di Indonesia. Perlu dihimbau kepada seluruh anak muda terutama, agar bisa dapat berkarya dan berlatih pada seni bela diri ini. “Kalau tidak kita jaga, maka kepada siapa kita amanahkan,” ucap Ustadz Shon.

Mayjend (Purn) H. Eddie atau Bapak Silat Dunia mengatakan bahwa, “Saya memperjuangkan dan membudayakan pencak silat tidak pakai uang negara”. Penuh dengan keikhlasan yang dilakukan oleh Bapak Silat Dunia menjadi panutan setiap orang di perguruan pencak silat termasuk Kampung Silat Djampang. “Saat itu saya juga menjadi pengawal pribadi Jend. Sumanto saat G30SPKI (Gerakan 30 September PKI), disitu Pak Harto juga tau kalau saya Pesilat,” tutur Bapak Silat Dunia.

Benar kata Ustadz Herman sebagai ketua Kampung Silat Djampang juga penulis Buku “The Power Of Silat”. Bahwa Silat mampu membuat kita sukses pada seluruh bidang, selain menjadi marinir keahlian seni beladiri silat mampu melindungi orang-orang tertentu seperti yang dilakukan oleh Bapak Silat Dunia.

“Kejujuran adalah yang paling utama pada Seni Bela Diri Silat,” aku Ustadz Herman. Artinya dari seni bela diri kita juga dapat belajar melatih memiliki hati yang bersih dan akhlak yang baik. Kesehatan rohani dan jasmani sangat terkandung pada pencak silat, makanya seni bela diri ini mampu membuat kita sukses pada seluruh bidang.

Acara ini selain dihadiri oleh pengisi acara, Alhamdulillah juga kedatangan yang mewakili DISBUDPAR (Dinas Budaya dan Pariwisata) Kota Bogor Bapak Muliadi S.Sos., Kemudian Camat Kemang Bogor yakni Bapak Edy Suwito SP., AP., M.Si., serta Babeh Amsar selaku Ketua Paguyuban Laskar Wayang Sejati.

Dinas Budaya Pariwisata juga menyampaikan beberapa patah kata sebelum ditutupnya acara. “Kampung Silat Djampang merupakan salah satu Icon Kota Bogor,” disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari bangku audiens mendengar pesan tersebut. Ini artinya, pencak silat adalah budaya yang patut dibanggakan di Indonesia. Tim Ahli Cagar Budaya juga sedang berproses menjadikan pencak silat sebagai seni bela diri yang memiliki sertifikasi. (Dompet Dhuafa / Ikhwan)