SaveRohingya: Misi Kemanusiaan Dompet Dhuafa Kembali Gulirkan Bantuan

“Rohingya are not our people and we have no duty to protect them” (Thein Sein, President of Myanmar)

JAKARTA — Jumat (25/11), South East Asia Humanitarian Committee (SEAHUM), bersama Aliansi Lembaga Kemanusiaan Indonesia menggelar aksi di depan Kantor Kedutaan Besar Myanmar untuk Indonesia, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Aksi tersebut menyampaikan sejumlah tuntutannya terkait tragedi kemanusiaan yang menimpa masyarakat etnis Rohingya di Myanmar. Mereka menuntut untuk membuka akses penyaluran bantuan untuk Muslim Rohingya di Myanmar.

Arif Rahmadi Haryono, Manajer Pengembangan Sosial Dompet Dhuafa menyayangkan terjadinya pembantaian yang menimpa saudara-saudara di Rohingya. “Mereka diusir, dibunuh, dan perempuannya diduga diperkosa. Ini yang diduga sebagai pembersihan etnik,” ungkapnya di tengah keramaian aksi.

Dompet Dhuafa bersama lembaga kemanusiaan lainnya, bersepakat akan menurunkan misi kemanusiaan yang disebut humanitarian flotilla for Rohingnya. Beberapa tim kemanusiaan sudah ada yang berangkat ke Rohingya. Namun saat ini masih tertahan di Yangon, Ibu Kota Myanmar. Karena kondisi di lapangan sangat tidak kondusif, beberapa informasi ditutup oleh pemerintah Myanmar. “Kami meminta kepada pemerintah Myanmar untuk membuka jalur, agar dari tim Indonesia dapat menyalurkan bantuannya,” imbuhnya.  

Tim kemanusiaan akan berusaha masuk ke lokasi konflik melalui jalur diplomasi. Sehingga pemerintah Myanmar dan Negara-negara yang perbatasan langsung, dapat membuka border-nya untuk memberikan bantuan kemanusiaan secara langsung.

Bantuan dari lembaga peraih penghargaan Ramon Magsasay Award 2016 ini berupa paket makanan, gizi untuk anak dan bantuan kebutuhan lainnya. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terdapat 3.000 anak terancam kekurangan nutrisi di Rohingya. (Dompet Dhuafa/Khoir)