JAKARTA — “Nafasnya melemah,” tuturnya. Selang beberapa menit, denyut Ester berhenti. Wajahnya terlihat kaku. Di Dalam pelukan ibunya, ia kalah dengan perang melawan gizi buruk.
Begitulah sepenggal paragraf yang yang tertulis di Buku “ASMAT, Mutiara Timur Yang Tersisih”. Paragraph yang menceritakan kisah seorang balita berumur dua tahun bernama Ester Sinabiparas. Ia merupakan salah satuh balita yang meninggal di tengah wabah gizi buruk yang menimpa wilayah tersebut. Beberapa sisi lain dari Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah Asmat ikut disisipkan. Budaya unik hingga makanan khas daerah ikut disinggung di buku tersebut.
Perjalanan empat bulan menjadi relawan medis Dompet Dhuafa di Distrik Agats, Asmat Papua, membuat Dhihram Tenrisau gundah. Dokter gigi itupun mencatat pengalamanya ke dalam sebuah buku.
“Dari September hingga Desember 2018 saat itu, banyak pengalaman di sana yang saya tuangkan dalam buku ini,” terangnya, dalam acara Launching Buku dan Diskusi Publik bertema ‘Duka Asmat Belum Berlalu’ pada Jumat (1/11/2019) di Jakarta.
Dompet Dhuafa sendiri menjadi NGO yang gigih memperjuangkan penaganan gizi di Asmat. Sejak Januari 2018, Dompet Dhuafa sudah menerjunkan berbagai tim respon, terutama tim medis. Bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan pemerintah setempat, berbagai progam bergulir di sana. Hingga hari ini, intervensi masih terus dilakukan melalui cabang dan relawan lokal. Berbagai pengalaman menarik dialami para pejuang kesehatan di Papua.
“Banyak pembelajaran dialami oleh tim kesehatan di sana. Sebagian pengalaman tersebut dituangkan ke dalam buku. Jadi, buku ini adalah sebagaian potret yang terjadi di sana,” terang General Manajer Kesehatan Dompet Dhuafa, Yeni Purnamasari.
Lebih lanjut Dhihram Tenrisau sebagai relawan medis sekaligus penulis buku tersebut berharap, agar buku tersebut bisa memberikan kajian literasi yang bermanfaat. Terlebih dalam dunia respon kesehatan di kasus-kasus yang serupa kedepanya.
“Semoga buku ini dapat bermanfaat untuk ke depannya. Terutama di dunia kerelawanan medis seperti apa yang kami lakukan di Asmat,” jelas Dhihram. (Dompet Dhuafa/Zul)