DEPOK — Kejuaraan pencak silat ‘Jampang Silat Competition V’ yang berlangsung 28-29 September 2019 di GOR Kartika Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat telah berakhir. Penutupan secara resmi oleh Ketua Kampoeng Silat Jampang, Herman Budianto M.Si.
Hasil penjurian menyebutkan pemenang terbagi dalam beberapa kategori, di antaranya juara putra dan putri pada masing-masing tingkatan, yaitu tingkat SD, SMP, dan SMA. Selain itu juga ada juara antar kontingen dengan perolehan medali terbanyak. Terakhir juara utama yang juga merupakan juara paling bergengsi, yaitu memperebutkan piala bergilir Direktur Dompet Dhuafa.
Berikut daftar nama juara Jampang Silat Competition (JSC) V hasil pendataan panitia:
Rafka Radibya Putra, juara pesilat terbaik putra tingkat SD
Siti Halimatus Syadiah, juara pesilat terbaik putri tingkat SD
Arzel Atsilah Syafii, juara pesilat terbaik putra tingkat SMP
Mio Hawa D., juara pesilat terbaik putri tingkat SMP
M. Ade Farhan, juara pesilat terbaik putra tingkat SMA
Elisa Perwati, juara pesilat terbaik putri tingkat SMA
Sedangkan juara umum antar kontingen di tingkat SD diraih oleh MI Taman Imani Iqra dengan perolehan medali terbanyak yaitu 14 medali emas dan 10 medali perak. Kemudian disusul oleh SDI Plus Darul Ulum dengan 11 medali emas dan 10 medali perak, dan MIS Plus Al-Mughni setelahnya dengan 10 emas dan 10 perak.
Pada tingkat SMP, SMP Boarding School Tarbiyatun menjadi juara umum 1 dengan perolehan 12 medali emas, 11 perak, dan 11 perunggu. Juara 2 MTs Al-Husna Depok dengan 10 emas, 2 perak, dan 18 perunggu. Juara 3 SMP Darunnajah VIII dengan 9 emas, 4 perak, dan 9 perunggu.
Pada tingkat SMA, terpampang SMAN 1 Babelan menjadi juara pertama dengan 16 medali emasnya dan 3 medali perak, sekaligus dinobatkan sebagai juara umum piala bergilir Direktur Dompet Dhuafa. Menyusul, SMA Bojong Sari sebagai juara 2 dan SMA Darunnajah VIII di posisi ketiga.
Herman Budianto, menerangkan kepada para peserta untuk tidak berkecil hati bagi yang belum mendapat juara. Karena menurutnya, kompetisi tersebut bukan hanya sekedar mencari siapa yang menjadi juara, melainkan ajang silaturrahmi yang paling utama.
“Harapannya para pemenang dalam JSC dapat terus berkembang sampai menjadi atlet-atlet juara di jenjang nasional, bahkan internasional. Supaya bela diri warisan budaya Indonesia selalu hidup dan menjadi kebanggaan bagi kita semua,” tutur Herman. (Dompet DHuafa/Muthohar)