BOGOR — Don’t judge a book by its cover. Ungkapan tersebut barangkali masih relevan hingga sekarang. Siapa sangka wanita yang sempat tampil menyanyi dalam acara “Penyerahan Kaki Palsu: Harapan di Langkah Baru” yang bertempat di Lembur Kuring and Sea Food Parung, Bogor, awal November lalu. Ternyata aktif juga sebagai pemain tenis kursi roda. Beliau bernama Tanti (44). Salah seorang penerima manfaat kaki palsu dari kolaboasi Adira Insurance Syariah dan Dompet Dhuafa.
Ia sudah 20 tahun menggeluti dunia tenis kursi roda. Butuh waktu dan kesabaran yang kuat untuk benar-benar bisa bermain tenis. Mengingat kesulitan yang harus dihadapi seperti bagaimana mengayunkan kursi roda dengan cepat sambil langsung sigap memukul bola. Semua itu terkadang membuat tangan menjadi terluka. Tidak jarang juga genggaman raket rusak, lantaran sering tergesek oleh roda kursi.
“Secara logika memang sulit. Tangan saya aja sempat lecet-lecet. Tapi lama-lama juga bisa. Jadi kebiasaan deh,” ujar Tanti.
Semangat berolahraga merupakan keinginan Tanti dalam menunjukan kawan difabel juga bisa beraktivitas dan olahraga seperti halnya orang lain. “Kawan-kawan (difabel) juga bisa kok. Jika mereka diberi kesempatan. Mereka pasti bisa. Saya yakin akan hal tersebut,” tambah Tanti.
Sempat aktif di beberapa lembaga aktivis difabel. Tanti melihat langsung kondisi nyata yang dialami kawan-kawan difabel. Seperti masalah kepercayaan diri. Masih banyak kawan-kawan difabel lainnya yang minim kepercayaan diri.
“Beri saja kesempatan bagi mereka (kawan-kawan difabel). Mereka bisa kok memberi (manfaat),” lanjut Tanti.
Saat ini Tanti tengah mempersiapkan untuk Pekan Paralimpiade Nasional atau Pekan Paralimpik Indonesia (Peparnas) yang gelarannya akan berlangsung pada 2020. Tentunya ia hadir sebagai atlet olahraga tenis kursi roda.
“Januari mendatang saya akan ikuti karantina pelatihan. Nanti pas pertandingan saya kabari pihak Dompet Dhuafa. Kawan-kawan jangan lupa nonton,” tutup Tanti. (Dompet Dhuafa/Fajar)