Setelah Banyuwangi, Darling Dompet Dhuafa Menyapa Pengungsi Gunung Agung

BALI — Setelah menyambangi lokasi banjir bandang di Banyuwangi, Jawa Timur, mobil Darling (Dapur umum Keliling) membersamai tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa melancarkan aksi kemanusiaan selanjutnya menuju lokasi pengungsian bencana erupsi Gunung Agung di Bali. Salah satunya adalah menuju pos pengungsian Dusun Banjar Wates Tengah, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali.

“Saat ini Darling berada di radius 17 km dari puncak Gunung Agung, Bali. Darling akan menjadi dapur umum yang menyediakan makanan bagi para pengungsi erupsi Gunung Agung”, pungkas Maizar Helmy, Tim Respon DMC Dompet Dhuafa. Ia juga mengatakan, selain makanan, Dompet Dhuafa pun menggulirkan sejumlah bantuan logistik untuk kebutuhan para pengungsi di tempat pengungsian dan peralatan posko pra bencana. Juga tetap melanjutkan koordinasi bersama relawan dan petugas penanggulangan bencana setempat yang sudah dibangun sejak lama.

Mangku Sukra, selaku Koordinator Pengungsian dan Pemimpin Upacara Adat Banjar Wates Tengah, mengatakan, bahwa di wilayah tersebut terdapat sejumlah 850 orang pengungsi. Kedatangan Darling membawa dampak antara lain bangkitnya semangat gotong royong warga dalam menyiapkan kebutuhan bersama selama terjadinya bencana.

“Bantuan dari Dompet Dhuafa sangat luar biasa, sampai hari ini pun masih membersamai kami di pengungsian. Terima kasih banyak para donatur, semoga selalu bisa mendampingi kegiatan-kegiatan yang sudah disinergikan dari waktu-waktu sebelumnya” ungkap Sukra.

Gunung Agung kembali erupsi pada Rabu (4/7) pukul 23:47 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.000 m di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 12 mm dan durasi ± 1 menit 43 detik.

Pun erupsi kembali terjadi pada Kamis (5/7) pukul 16:33 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.800 m di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 8 menit 56 detik.

Ir. Kasbani, M.Sc., selaku Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM, mengatakan dalam Press Release Aktivitas Terkini Gunung Agung tanggal 05 Juli 2018, “Saat ini Gunung Agung masih berada pada Status Level lll (Siaga). Ancaman bahaya yang paling mungkin terjadi saat ini berupa lontara batu atau lava pijar di dalam hingga ke luar kawah. Hujan pasir dan abu yang arah penyebarannya bergantung pada arah dan kecepatan angin”.

Kasbani menghimbau masyarakat, pendaki, pengunjung, atau wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 Km dari Kawah Puncak Gunung Agung. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)