JAKARTA — Setelah pekan lalu tim Bimbingan Rohani Pasien (BRP) Dompet Dhuafa hadir di RSUP Fatmawati, selanjutnya giliran bertandang ke RSUD Pasar Minggu. Dengan konsisten kegiatan serupa bertajuk “Terapi Spiritual untuk Penanganan Holistik dalam Pelayanan Kesehatan Terpadu” yang ditujukan bagi para Tenaga Kesehatan RSUD Pasar Minggu. Sesi berbagi tersebut dihadiri oleh 100 peserta, berlangsung pada Selasa (27/3), sejak pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB, di Aula Lantai 12 RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Selain para peserta, kegiatan berbagi ini juga disambut antusias oleh Ilhamsyah, selaku Kosapel (Koordinator Satuan Pelaksana) Mutu Keperawatan RSUD Pasar Minggu. Ia mengaku, berbagi BRP seperti ini adalah perdana bagi RSUD Pasar Minggu. “Bersyukur sekali teman-teman perawat mendapatkan kesempatan tersebut. Karena kami merupakan tombak Rumah Sakit terhadap pelayanan pasien. Jarang sekali sampai tersentuh apalagi detail sampai ke urusan spiritualnya,” ungkap Ilhamsyah.
Ia merasa sisi spiritual tidak ada obatnya kecuali kembali pada rohani atau agama. Kesembuhan jasmani harus pula didukung oleh kesehatan rohani. Maka ia sangat tidak sabar menunggu untuk sinergi lanjutan RSUD Pasar Minggu bersama Dompet Dhuafa, setelah gelaran BRP tersebut. Ia menuturkan, “Saya kira ini sangat memajukan mutu, sehingga meningkatkan keahlian kita. Saya yakin para perawat mampu, maka saya berharap ini merupakan titik awal kita dalam membangun budaya pelayanan secara rohani juga”.
Dengan adanya bimbingan rohani kepada pasien dapat membantu penyembuhan, maka terapi spiritual dalam pelayanan kesehatan haruslah menjadi bekal bagi pelaksana pelayananan, sebagai penyemangat baru setelah pelayanan medis dan obat, untuk menuju kesembuhan pasien.
Selain perihal pelayanan, Ustad Ahmad Shonhaji, selaku Direktur Dakwah dan Respon Dompet Dhuafa juga memberi arahan kepada tenaga medis mengenai pelaksanaan ibadah seperti shalatnya pasien. “Walaupun mungkin kelihatannya sepele, atau pada situasi yang lebih sulit, tetapi kita mengantarkan saudara kita (pasien) untuk beribadah walau dalam keadaan sakit,” tutur Ahmad Shonhaji.
“Orang yang marah itu terlihat hanya fisik, hatinya jauh. Maka itu suaranya keras dan tidak nyaman untuk orang lain. Tetapi bila kita hadir dengan hati, maka akan tampak sesuatu yang orang lain lihat dengan penerimaan berbeda. Begitu juga dengan menghadapi pasien,” pungkas Ahmad Shonhaji, dalam memberikan materi BRP kepada tenaga kesehatan RSUD Pasar Minggu. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)