Siswa SMART Penghafal Quran Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci

Allahu Akbar… Allahu Akbar! Ya, lantunan kalimat takbir tersebut tak henti-hentinya terucap dari bibir mungil Ahmad Basyir Najwan (15), Siswa SMART Ekselensia Indonesia (EI) Dompet Dhuafa yang menjadi penerima manfaat Program Umroh bersinergi dengan Bank Danamon Syariah. Prestasi yang ditorehkan Basyir yakni menghafal Quran sebanyak 18 Juz ini, menghantarkannya ke Tanah Suci Mekah guna melaksanakan ibadah Umroh.

Haru dan senang seolah berkecamuk menjadi satu. Ya, hal itulah yang dirasakannya ketika pihak SMART EI Dompet Dhuafa menyampaikan kabar gembira bahwa Basyir terpilih menjadi penerima manfaat program Umroh bagi siswa berprestasi.  Basyir dinilai memiliki semua kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi salah satu penerima manfaat program tersebut.

“Alhamdulillah, nggak nyangka bisa secepat ini bisa ke Mekah. Sesampainya di Mekah saya banyak berdoa semoga orang tua saya dan teman-teman saya juga segera bisa menjalani ibadah umroh,” ungkapnya bersyukur.

Harapan dan doa lainnya juga ia panjatkan di Baitullah. Di antaranya ia meminta diberikan kesehatan dan kelancaran urusan keluarga. Selain itu, Basyir juga berdoa agar hafalannya bisa rampung hingga 30 juz dan menorehkan prestasinya lain.

“Saya juga berdoa agar nanti bisa ikutan Olimpiade Sains tingkat internasional dan menang, juga berdoa untuk kakak-kakak kelas 5 di SMART Ekselensia Indonesia agar semua lulus dan semua diterima di PTN yang mereka inginkan,” harapnya.

Saat ini Basyir masih giat menghafal Quran,  ada target besar menanti untuk ia selesaikan, yakni menghafal 30 juz Al-Quran.  Basyir mengaku mendapatkan banyak motivasi dari para guru terutama Ustadz Syahid dan juga kawan-kawannya di asrama. Menurut Basyir ada beberapa tips untuk menghafal dan menjaga hafalan antara lain: Buat jadwal murajaah yang detail, konsiten, jangan cepat puas dan cepat bosan, ingat motivasi di awal, dan ikuti jadwal yang sudah dibuat.

“Kalau lagi malas biasanya Ustadz Syahid dan teman-teman akan memotivasi saya agar bangkit lagi dan tidak malas berlarut-larut,” tambahnya

Siswa kelahiran Kota Banjar, Kalimantan Selatan, 25 Oktober 2000 ini bercerita, Perkenalan pertamanya dengan hafalan Al-Quran datang dari sang kakak, kala itu ia bercerita mengenai kemuliaan yang akan diterima kedua orang tua mereka kelak apabila ada salah satu anggota keluarga yang berhasil menjadi seorang penghafal Al-Quran. Sejak saat itu Basyir bertekad, berniat, dan berjanji untuk menjadi seorang penghafal Al-Quran.

Syukur Alhamdulillah, siswa cerdas penghafal Quran itu telah kembali ke tanah air dengan selamat dan sehat. Semoga kita semua bisa menyusul Basyir ke tanah suci. Aamiin ya robbal alamiin. (Dompet Dhuafa/Uyang)