Polusi Udara Kian Memburuk, Begini Solusi Atasi Kerusakan lingkungan Menurut Islam

polusi udara

Polusi udara yang terus memburuk di DKI Jakarta pada pertengahan tahun 2023 menjadi perbincangan paling hangat di kalangan masyarakat. Bagaimana tidak? Polusi udara membuat sebagian warga mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Bahkan, sejumlah warga dengan kulit sensitif mengalami perburukan pada kulitnya, seperti jerawat meradang yang tak kunjung sembuh.

Polusi Udara Jakarta

Limbah udara industri digadang-gadang menjadi penyebab utama hadirnya polusi udara yang kian hari kian memburuk di wilayah sekitar Jakarta. Selain itu, asap kendaraan yang setiap hari menumpuk di jalan-jalan Jakarta juga turut menjadi penyumbang polusi udara di Ibu Kota. Untuk itu, perlu ada kebijakan serta kebijaksanaan dari pemerintah berkuasa untuk dapat mengurangi limbah udara dari industri dan penggunaan kendaraan bermotor sehingga masyarakat dapat kembali menghirup udara sehat.

Polusi udara atau pencemaran udara termasuk dalam kategori kerusakan lingkungan. Sebab, udara karunia Allah Swt yang sebelumnya baik dan sehat mengalami penurunan mutu, yakni tercemar zat-zat kimia asing yang menyebabkan komposisi udara memburuk. Sehingga menimbulkan dampak negatif yang mengancam kesehatan manusia serta lingkungan. Lantas, bagaimana cara mengatasi kerusakan lingkungan ini, khususnya menurut agama Islam? Simak ulasannya hingga selesai.

Baca juga: Doa Meminta Hujan Turun Dengan Berkah Beserta Artinya

Solusi Atasi Kerusakan Lingkungan Menurut Islam

Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, membawa rahmat bagi seluruh alam, Islam bukan hanya mengatur perihal ibadah saja, tetapi seluruh lini kehidupan manusia, termasuk mengatur bagaimana seharusnya sikap manusia terhadap alam semesta. Melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an, Allah Swt telah memperingatkan kita agar menjaga Bumi ciptaan-Nya.

Di sisi lain, Allah pun tahu bahwa manusia akan berbuat kerusakan meski telah diberi peringatan. Selain menurunkan firman cara-cara untuk menjaga alam semesta, Allah Swt juga telah menitipkan solusi untuk mengatasi kerusakan lingkungan melalui Al-Qur’an. Subhanallah, Maha Sempurna Dia.

Berikut tiga solusi untuk mengatasi kerusakan lingkungan menurut Islam yang termuat dalam Al-Qur’an, dikutip dari Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir:

polusi udara
Ilustrasi polusi udara yang menyebabkan kerusakan lingkungan.

1. Keimanan dan Ketakwaan

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96)

Bagi Islam, lingkungan adalah bagian tak terpisahkan dari keimanan manusia terhadap Tuhannya. Dengan kata lain, perilaku manusia terhadap lingkungannya adalah cerminan dari tingkat keimanannya kepada Tuhan. Iman akan membebaskan manusia dari hawa nafsu. Iman juga membuat seseorang merasa aman dan optimis, sehingga ia tidak “berlebihan” dalam bertindak.

Baca juga: Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Bencana Alam

Sementara itu, ketakwaan adalah kesadaran bertanggung jawab yang memelihara manusia dari kecerobohan, ketidakadilan, dan keangkuhan. Ketakwaan mendorong manusia untuk berhati-hati sehingga ia tidak bertindak sesuka hatinya ataupun melampaui batas. Ketakwaan penduduk suatu negeri menjadikan mereka dapat bekerja sama untuk melakukan kebaikan dan tolong-menolong dalam mengelola Bumi sekaligus menikmatinya bersama.

2. Sadar Lingkungan

Menurut Imam Thabathaba’i, alam semesta bagaikan tubuh manusia yang mana antarbagiannya memiliki keterkaitan. Apabila salah satu bagian tidak berfungsi dengan baik, maka akan nampak dampak negatif pada bagian lainnya. Sama halnya seperti manusia dengan alam, dua hal ini bagaikan tubuh manusia yang saling bergantung. Apabila alam rusak, maka manusia juga akan merasakan dampaknya.

Dengan menyadari fakta tersebut, manusia akan dapat mengerem hawa nafsunya untuk mendapatkan keuntungan lebih. Manusia yang sadar lingkungan berarti juga sadar akan peran serta fungsi dirinya sebagai khalifah di Bumi. Kesadaran atas lingkungan ini termasuk ciri dan perbedaan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Dengan demikian, hanya manusia saja yang dapat mengatasi masalah-masalah lingkungan dengan akal dan kesadarannya.

kurban-di-dompet-dhuafa
Ilustrasi lingkungan dan alam semesta yang dijaga dengan baik.

3. Pengelolaan yang Berkelanjutan

Untuk mempertahankan dan memenuhi hajat hidupnya, manusia diperkenankan untuk memanfaatkan segala sumber daya secara wajar dan bertanggung jawab. Manusia tidak diperkenankan memanfaatkan sumber daya alam hanya untuk memenuhi kebutuhan diri atau kalangan sendiri, sementara hak-hak pemanfaatan orang lain serta generasi mendatang terabaikan.

Selain itu, manusia juga dilarang melakukan penyalahgunaan dan atau perubahan sumber daya alam hanya untuk kepentingan tertentu, sehingga hak pemanfatatan bagi semua orang menjadi berkurang atau hilang.

Pengelolaan lingkungan secara baik dan benar adalah salah satu tugas manusia di Bumi. Manusia diciptakan dengan akal pikiran, hati, dan perasaan serta kelengkapan fisik biologis agar dapat menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi sebagaimana disebutkan dalam surah al-Baqarah:

Baca juga: Hikmah di Balik Bencana Alam dalam Islam yang Wajib Muslim Ketahui

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di Bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30)

Larangan Berbuat Kerusakan dalam Islam

Kerusakan lingkungan berdampak multidimensional bagi kehidupan manusia. Efek kerusakan lingkungan menyebabkan terjadinya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, hingga pencemaran suara. Berbagai pencemaran ini berdampak bagi kesehatan manusia sendiri dan mengancam makhluk hidup lainnya, seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Islam sendiri telah mengajarkan manusia untuk hormat terhadap alam dan melarang untuk berbuat kerusakan padanya. Sebab, alam adalah bagian dari hidup manusia. Apabila manusia tidak mengelola alam dengan baik, maka sama saja mereka menghancurkan hidupnya sendiri. 

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)

Melalui ayat di atas, Allah meminta manusia untuk tidak berbuat kerusakan dalam bentuk apa pun, baik dalam perilaku, seperti merusak, membunuh, mencemari sungai, dan lain-lain, maupun berbuat kerusakan yang terkait dengan akidah, seperti musyrik, kufur, dan segala bentuk kemaksiatan. Masalah akidah ini penting untuk diperhatikan, karena kerusakan mental menjadi sebab terjadinya kerusakan fisik. Itulah mengapa Allah memperbaiki Bumi ini dengan cara mengutus Rasul-Nya, menurunkan Al-Qur’an, serta menetapkan syariat.

Wallahua’lam…