SUMPAH(IN) PEMUDA !!

“Bukanlah pemuda yang mengatakan Inilah Ayahku’ sesungguhnya Pemuda adalah mereka yang berkata Inilah Aku’.” (Ali Bin Abi Thalib )

Pemuda adalah tulang punggung negara. Demikian kata para pendiri dan pejuang negara ini sejak dulu. Ungkapan ini tentu bukan tanpa alasan, kita pahami bersama bahwa sejarah perjalanan negara ini banyak dipengaruhi peran pemuda baik pada masa revolusi, masa reformasi atau masa sekarang yang dianggap masa demokrasi.

Dalam sejarah Islam, Rasul pun memerintahkan generasi muda seperti Muhammad Al Fatih, Salahuddin Al Ayubi, Usamah bin Zaid bin Harits untuk memimpin peperangan yang penting dan hasilnya meraih kegemilangan termasuk menaklukan kota-kota yang masyhur dan penting pada saat itu.

Generasi muda yang saat ini populer dengan sebutan “Generasi-Y” (istilah bagi mereka yang lahir diatas tahun 1985) memang merupakan kekuatan Indonesia saat ini. Pertumbuhan generasi muda adalah aset yang harusnya menjadi kekuatan Indonesia menuju peradaban ekonomi yang lebih kuat di masa 10-15 tahun kedepan. Saat negara lain seperti Jepang dan Korea sedang krisis pertumbuhan generasi muda berbanding dengan biaya tinggi layanan lansia, maka Indonesia akan tumbuh menjadi kekuatan baru menyertai India dan Cina yang semirip pertumbuhan generasi mudanya dengan Indonesia.

Potensi akan gagal tereksploitasi manakala kita tidak mampu mengelola dan menggerakan potensi tersebut menjadi output yang maksimal, demikian dengan potensi generasi muda ini, maka patut didorong gerakan-gerakan agar potensi generasi muda ini bermanfaat untuk umat dan negara,pertama mendorong kaum muda menjadi inisiator pendorong sebuah perubahan (agent of change), anak muda sarat dengan idealisme yang kuat, kreatif, inovatif dengan akselerasi yang cepat. Jika kita tidak cepat menangkap gagasan mereka maka bersiap kita akan ketinggalan.

Kedua, dorong gerakan kerelawanan (volunteerism) yang berbasis pada generasi muda. Mereka harus di’cekoki’ konsep kecerdasan sosial dan praktik kedermawanan sejak dini agar basis kepedulian menjadi bekal mereka memasuki masa mapan dan dewasa sehingga ‘feel’ peduli dan berbagi terus terpatri dalam kepribadian mereka. Saat ini memang membahagiakan dengan tumbuhnya komunitas-komunitas sedekah, berbagi, social enterprise, donasi, dll.

Ketiga, tantangan membangun kekuatan ekonomi jelang masyarakat ekonomi ASEAN tahun 2015 dan kompetisi ekonomi dunia menuntut pertumbuhan prosentase pelaku wirausaha di negara ini. Maka mendorong tumbuhnya entrepreneurship muda adalah salah satu solusi untuk menghadapi ancaman tersebut. Saat ini atmosfir generasi muda yang mulai bisnis memang geliatnya sudah dirasakan seperti menjamurnya bisnis Start-Up baik yang berbasis IT maupun non-IT, munculnya milyarder muda, maraknya motivator bisnis muda dan tentu produk-produk inovatif hasil karya para entrepreneur muda ini.

Keempat, mendorong lahirnya negarawan muda yang berkarakter dan berakhlak baik sesuai harapan umat. Kecenderungan generasi muda yang apatis terhadap politik dan kenegaraan tentu merupakan keprihatinan lain yang perlu dicermati pada generasi muda ini. Ada harapan baik ketika gerakan Negarawan Muda, Indonesia Future Leaders, Indonesian Young Indonesia dan mungkin gerakan lain yang ingin menciptakan pemimpin masa depan yang baik dan tentu sesuai harapan bangsa yang ingin Indonesia ini dijalankan dengan baik dan benar. Harapan itu ada pada pundak para generasi muda.

Generasi muda memang ada pada dua sisi mata uang, jika baik dikelola maka insyaAllah negara ini akan naik kelas menjadi kekuatan baru ekonomi dan peradaban dunia, tapi jika salah kelola, alih-alih berkarya malah pemuda jadi sumber penyakit bangsa, tawuran, ledakan konsumtivisme,demonstrasi anarkis, maka yang ada malah disumpahin (seperti judul tulisan ini). Semoga tidak. Mari selamatkan generasi muda kita.