AMBON — Ada yang berbeda dari bantuan bencana dari Dompet Dhuafa. Tidak seperti sebelumnya, sebuah konsep taman bermain berdiri di tengah pengungsian. Berbagai peralatan bermain seperti prosotan, trampolin, mandi bola dan berbagai permainan lainya menjadi display yang selalu dinanti anak-anak pengungsi. Para orang tua pun tak kalah gembira melihat tak ada rona sedih di wajah anak-anak mereka.
“Senang saya melihat anak ceria seperti ini,” terang Rani, salah satu orang tua pengungsi asal desa Liang, Maluku Tengah.
Sesuai dengan namanya, TempAt aMAN (dari) keCemasan dan ResIko bencanA atau disingkat Taman Ceria, difungsikan sebagai tempat release stress bagi para pengungsi, khususnya anak-anak. Dengan adanya Taman Ceria, diharapkan bisa mencegah trauma bagi anak-anak, sekaligus memberikan warna baru di pengungsian.
“Taman ceria hadir untuk menjadi langkah preventif mencegah trauma pada anak pasca bencana. Taman Ceria dimaksudkan mengembalikan keceriaan di lokasi pengungsian, taman ini juga tidak hanya berfokus terhadap anak-anak. Kita juga akan menyasar ke orang tuanya,” terang Achmad Riyadi, selaku koordinator kegiatan tersebut.
Bukan hanya bermain, anak-anak pengungsi juga mendapatkan edukasi mengenai kebaikan-kebaikan kecil. Seperti sebelum masuk arena permainan, anak-anak diharuskan membawa dua sampah plastik untuk dikumpulkan. Selain itu, anak-anak juga belajar ngaji dan hitung-menghitung sederhana sebelum mencoba wahana yang ada.
“Anak-anak pengungsi juga diedukasi mengenai berbagai hal baik. Semisal membawa dua sampah plastik sebagai tiket masuk taman ceria. Anak-anak juga diberikan edukasi mengaji sebelum menggunakan wahana bermain,” Tambah Achmad Riyadi.
Bukaan hanya di Ambon, konsep Taman Ceria juga diterapkan di beberapa wilayah pengungsian. Seperti di pengungsian konflik Wamena, Papua. Semoga hadirnya Taman Ceria dapat menghapus duka anak-anak di wilayah konflik maupun bencana. (Dompet Dhuafa/Zul)