PASAMAN BARAT — Aksi Layanan Sehat (ALS) yang digagas di Pelosok Pasaman Barat berjalan khidmat. Diawali dengan menembus pekat malam pada pukul 18.00 WIB, dua mobil operasional Dompet Dhuafa Singgalang, meluncur dari Padang menuju Jorong Koto Sawah, Kanagarian Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat. Lokasi berada di daerah perkebunan sawit, kondisi jalanannya hancur berlumpur dan hanya sebagian yang sudah teraliri listrik. Mata pencarian utama warga adalah buruh kebun, walaupun sejarahnya kebun tersebut milik dari kakek buyut mereka.
Akses kesehatan di lokasi tersebut cukup jauh. Sehingga mengakibatkan keengganan warga mengakses layanan kesehatan. Ditambah lagi kondisi ekonomi warga yang lemah. Pemilihan lokasi ini bermula dari komunikasi Dompet Dhuafa dengan salah seorang relawan yang berasal dari daerah tersebut. Ia menginformasikan ada anak yang lahir tanpa batok kepala, namun akhirnya nyawa sang anak tak tertolong.
Adanya ALS bertujuan untuk memberikan layanan bagi warga dalam mengakses fasilitas kesehatan. Sehingga mereka dapat memeriksakan kondisi kesehatannya walaupun dalam kelemahan ekonomi maupun karena kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan yang ada.
Perjalanan dari Padang saat memasuki Pasaman Barat bisa dibilang lancar dan aman. Namun, 15-17 Km menuju lokasi, tepatnya dari Ibu Kota Pasaman Barat, Simpang Ampek, perjalanan harus ditempuh dengan menyusuri jalan tanah bergelombang dan berlumpur. Sebanyak 18 orang yang tergabung dalam tim (relawan medis, staff Dai Pedalaman, dan tim dongeng dari Forum Indonesia Muda (FIM) Padang) harus menghadapi medan yang terjal.
Pada Minggu (26/2), dini hari, tim tiba di lokasi. Seakan tak mengindahkan waktu istirahat, tim segera mempersiapkan posko kesehatan dan berbagai peralatan medis guna menyambut masyarakat yang akan memeriksakan kesehatan mereka. Warga jorong Koto Sawah sangat menanti-menanti program ini, terbukti dengan warga yang mendaftar melebih target. Karena kemampuan medis kita terbatas, maka pendaftaran terpaksa ditutup, walau warga yang mengantri masih banyak.
“Program terlaksana dengan baik, dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB. Adanya sedikit kendala paling dikomunikasi. Ini dikarenakan banyak warga yang tidak dapat berbahasa Indonesia, tetapi menggunakan bahasa setempat, yaitu Bahasa mandailing. Masyarakat yang berdatangan bukan berasal dari sekitaran posko ALS, namun datang dari pelosok, dan mereka rela berjalan kaki cukup jauh menuju posko ALS, dan sebagian dibantu mobilisasinya oleh Mata Rakyat Pasaman Barat (MRPB) Peduli,” ungkap Defri Hanas, Branch manager Dompet Dhuafa Singgalang.
Imbuhnya, jumlah pasien tercatat 178 orang, dengan rata-rata penyakit terdata diantaranya hipertensi, Stroke, Jantung, dan lainnya. Ini dipicu pola hidup yang tidak sehat, kualitas makanan dan beban pekerjaan.
“Saya mengajak masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat dan mau melakukan kunjungan ke puskesmas ranah salido. Jika ada penyakit yang muncul segera laporkan ke Puskesmas Ranah Salido,” tegas Faisal, Kepala Puskesmas Ranah Salido.
Walinagari Ujung Gading, Burhanuddin, mengapresiasi aktivitas yang dilakukan Dompet Dhuafa, untuk turun langsung kelapangan, dan menyentuh akar permasalahan. Kemudian beliau meminta warganya mengikuti agenda ini dengan maksimal dan bersyukur atas nikmat yang teah Allah SWT turunkan.
“Kerjasama dengan Dompet Dhuafa singgalang merupakan kelanjutan dari aksi kepedulian MRPB dalam merespon banjir diwilayah ini. Semoga semakin banyak sinergi yang dapat dilakukan,” harap Mon Eferi, Ketua MRPB Peduli. (Dompet Dhuafa/Nisa)