Tips Sederhana, Cegah Gizi Buruk pada Anak

Permasalahan gizi buruk seolah menjadi problematika klasik yang hingga kini belum tuntas di Tanah Air. Tak hanya faktor kemiskinan yang menjadi penyebab, namun kurangnya pengetahuan orangtua akan pentingnya asupan makanan bergizi bagi balita dan anak, menambah angka pada gizi buruk semakin meningkat.

Seperti informasi yang dilansir Republika.co.id beberapa waktu lalu,  Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sampai November 2015 telah menemukan sebanyak 443 balita kasus Gizi Buruk di 13 kabupaten dan kota. Sementara itu berdasarkan data Riset Kesehatan Daerah (Riskesda) Dinkes Sulteng pada 2013 sebanyak 442 balita mengalami kasus Gizi Buruk dan tahun 2014 berkurang menjadi 390 balita.

Bila kasus Gizi Buruk ini terus berlanjut, tentu saja dikhawatirkan akan semakin memperburuk pertumbuhan fisik dan fungsi-fungsi otak. Jika sampai hal tersebut terjadi, sudah dipastikan banyak balita dan anak-anak yang menjadi generasi penerus bangsa terancam masa depannya.

Mengutip informasi dari klikDOKTER.com, dalam dunia kedokteran gizi buruk lebih dikenal dengan nama Kurang Energi Protein (KEP) tingkat berat. KEP, sesuai dengan namanya, memiliki pengertian keadaan kekurangan energi dan protein akibat kurang mengonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. 

KEP terbagi menjadi dua yaitu KEP ringan dan KEP berat. KEP ringan biasa disebut gizi kurang, terjadi bila berat badan anak hanya 60-90 % dari berat badan menurut standar yang telah ditentukan. Sedangkan gizi buruk atau KEP berat terjadi bila berat badan anak kurang dari 60 % dari angka standar.

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari status gizi buruk pada anak adalah,  pertama, berikan makanan yang tepat dan seimbang kepada anak, terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Lemak minimal diberikan 10 % dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein diberikan 12 % dari total kalori. Sisanya adalah karbohidrat. Kedua, rajin mengukur berat badan dan tinggi badan anak anda dan mengawasi apakah anak anda berada dalam standar pertumbuhan normal.

Mencegah gizi buruk pada anak sedini mungkin menjadi priotitas utama yang harus dilakukan. Dengan strategi sederhana tersebut, setidaknya orangtua bertambah wawasan pengetahuan dan mampu menyelamatkan anak dari bahaya gizi buruk. (Dompet Dhuafa/ berbagai sumber/Uyang)