Tumbuh Bersama Dompet Dhuafa, Membuka Jalan Dakwah Di Papua

PAPUA- Tepat tiga minggu kekhusyukan umat muslim beribadah di Tolikara, Papua terganggu. Sebanyak 63 kios rusak dan 266 jiwa menjadi korban. Satu minggu setelah kejadian, para korban tinggal di Koramil. Kecilnya tempat membuat sebagian korban mengungsi di saudaranya yang ada di Wamena Kabupaten Jayapura (5 jam perjalanan mobil dari Tolikara), sebagian lagi tinggal di rumah kios saudaranya lain yang ada di Tolikara yang tidak terbakar (dilokasi yang berbeda dengan lokasi kejadian).

Pada Jumat (24/7) pengungsi di Koramil pindah ke gedung unit pengadaan barang Kabupaten Tolikara,1,5 km dari lokasi semula. Saat ini ditempati oleh 60 pengungsi. Lainnya mencari tempat saudara yang lebih dekat dengan pusat keramaian (sekitar lokasi kejadian) dengan alasan lokasi pengungsian sekarng lebih jauh diatas dan dibukit. Selain itu pengungsi juga mulai jenuh sehingga mereka berusaha mencari aktifitas diantaranya membantu berjualan rumah kios lain yang tidak terbakar.

Sebagai lembaga amal yang telah berkecimpung di dunia kemanusiaan selama lebih dari dua dekade, Dompet Dhuafa berusaha membantu meringankan beban mereka. Hingga saat ini telah dibangun dibangun 20 persen rumah kios dari 52 yang direncanakan dibangun di tanah dekat kantor bupati (250 m dari lokasi sebelumnya) dengan target pembangunan satu bulan.

“Dompet Dhuafa turut memantau pembangunan dan merespon kebutuhan para pengungsi seperti logistik, perlengkapan ibadah yaitu sarung, mukena, jilbab, Al Quran dan paket perlengkapan sekolah untuk anak-anak korban”, tulis Ahmad Fauzi Qoshim, Koordinator Program Dakwah Nusantara Dompet Dhuafa, saat dihubungi melalui whatsApp beberapa waktu lalu.

Selain itu Dpmpet Dhuafa juga mengawasi pembangunan masjid juga mengawal aktivitas ibadah baik sholat jumat maupun sholat rawatib dan bersinergi dengan Dai Wahdah Islamiyah. Hingga saat ini progres pembangunan masjid sudah dua puluh persen.

Ahmad melanjutkan bahwa kondisi di sana mulai kondusif. Upaya-upaya dialog dan komunikasi multistakeholder terus dilakukan. “Hanya saja para pengungsi berharap bisa segera beraktivitas dan berjualan”, tambah Ahmad.

“Untuk jangka panjang, Dompet Dhuafa berencana untuk membuka jalan dakwah di wilayah Pegunungan tengah Papua”, tutup Ahmad. (Erni)

 

Editor: uyang