JAKARTA — Dalam perjalanan di tengah guyuran hujan, ponsel dari kontak layanan Badan Pemulasaran Jenazah (Barzah) terus berdering. Ustadz Madroi, selaku koordinator Barzah, sejenak menepikan kendaraannya dan mengangkat telefon tersebut, dan terdengar suara anak muda yang cemas, serta meminta bantuan segera.
“Saya Widodo ustadz, mau minta tolong mobil jenazah, untuk membawa jenazah ibu saya ke kampung halaman,” ucap Madroi, sembari menirukan telefon yang diterimanya tersebut.
Panggilan tugas kembali datang, kini dari keluarga Widodo yang tengah berduka. Ibunya, Sri Khotijah (54), meninggal dunia di RSUD Tangerang Selatan, pada Rabu (25/4) pagi, akibat sakit Diabetes yang sudah lama dideritanya. Almarhumah dan keluarganya bekerja sebagai pencari rongsokan barang bekas. Ia tinggal di kontrakan lapak rongsoknya di wilayah Ciledug Bambu Apus, Tangerang Selatan.
Almarhumah akan dimakamkan di kampung halamannya, di Desa Jatilabah Slawi, Kecamatan Kedaung, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pihak keluarga pun sempat panik dan kebingungan kemana harus mencari bantuan. Untuk memakamkan di tempat terdekat, keluarga terkendala dengan administrasi kependudukan. Sementara, sewa mobil jenazah untuk keluar kota pun biaya nya cukup besar. Hal ini yang membuat Widodo, sang anak, cemas dan bingung untuk menyelesaikannya, lantaran dana yang ada tak mencukupi.
“Alhamdulillah. Kemudahan dari Allah mendatangi keluarga kami. Saya mendapat nomor kontak Layanan Mobil Jenazah Dompet Dhuafa. Mereka langsung menanggapi dan melayani dengan baik. Terimakasih banyak kami sampaikan kepada para donator, yang sudah membantu keluarga kami,” ucap Widodo, kepada tim Barzah. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)