BANGLADESH — “Saat menggelar Aksi Layanan Sehat (ALS), tim kemanusiaan yang konsentrasi terhadap pelayanan kesehatan, menemukan berbagai problem kesehatan. Sejumlah penyakit menular mulai menjangkit pengungsi di pos-pos pengungsian Cox’s Bazar, Bangladesh,” ungkap dr. Rosita Rivai, Aktivis kemanusiaan Dompet Dhuafa.
Tidak mendapatkan fasilitas air minum dan minimnya sarana kebersihan bagi pengungsi, membuatnya mudah terjangkit virus penyakit menular dari sesama pengungsi. Camp-camp pengungsi juga tengah menghadapi kekurangan pangan dan obat-obatan sebagai salah satu camp pengungsian terbesar di dunia menurut World Health Organization (WHO), dengan jumlah pengungsi sedikitnya 400 ribu warga Rohingya yang tersebar di 68 camp, sepanjang perbatasan Bangladesh dengan Myanmar.
Kondisi pengungsian cukup memprihatinkan membuat kondisi kesehatan para pengungsi menurun, dari keterbatasan air bersih serta sarana fasilitas kesehatan, membuat mayoritas pengungsi mudah terinfeksi segala penyakit menular. Kondisi pengungsian yang kumuh, beratapkan terpal seadanya, beralaskan tanah, kardus, tikar, dan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) yang menjadi satu dengan pengungsi yang terjangkit penyakit. Sehingga penularan penyakit, cepat menyebar di kalangan pengungsi. Kesehatan bagi ibu dan anak merupakan fokus utama Dompet Dhuafa bersama relawan kemanusiaan yang tergabung di IHA (Indonesia Humanitarian Allaiance), bersama Ikatan Dokter Indonesia untuk terjun langsung dalam program kesehatan bagi pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh.
Rabu (27/9), Tim medis Dompet Dhuafa bersama relawan kemanusiaan yang tergabung di IHA terjun langsung dengan melakukan Aksi Layan Sehat Darurat. Pelayanan dibuka mulai pukul 15.00 waktu setempat, dengan jumlah tim medis tujuh personil, terdiri dari empat dokter dan empat perawat. Melayani puluhan pasien pengungsi Rohingya, dengan mayoritas penyakit infeksi saluran penapasan dan penyakit kulit, beberapa pengungsi juga terjangkit diare dan penyakit mata. Mayoritas pasien adalah anak-anak balita dengan status kurang gizi.
dr. Rosita Rivai aktivis kemanusiaan Dompet Dhuafa yang terjun untuk membantu menangani kesehatan pengungsi Rohingya mengatakan, “Setelah melakukan Aksi Layan Sehat di beberapa camp pengungsian di wilayah Thangkali Coxs Bazar, tim medis Dompet Dhuafa bersama relawan NGO Internasional melakukan pertemuan terbatas. Lantaran banyak hal yang mengejutkan terjadi. Ada beberapa temuan penyakit yang terindikasi akan menjangkiti para pengungsi Rohingya”.
“Ibu dan anak-anak yang paling rawan dari penyakit apalagi dengan banyaknya jumlah pengungsi yang melahirkan di camp pengungsian. Maka hal tersebut harus ditangani secepat mungkin agar tidak mudah langsung terjangkit penyakit,” tambahnya. (Dompet Dhuafa/dr. Rosita Rivai/Taufan YN)