JAKARTA — Banyak kisah sukses yang dapat diambil dari kunjungan ke Institut Kemandirian (IK) pekan lalu. Banyak sekali benih-benih kebaikan yang tersebar dan termanfaatkan disana. Sebut saja salah satunya kisah sukses Muhammad Hendra yang sukses menjadi anak buah kapal. Ada juga kisah 2 peserta program IK Diaspora yang kini sedang menimba ilmu di Korea Selatan sembari magang. Kisah tentang para peserta yang berasal dari daerah-daerah terluar Indonesia pun tak kalah mengharukan.
Kisah sukses para alumni IK pun tak kalah menarik. Pengurus IK menuturkan bahwa ada salah satu alumninya yang kini mampu mempekerjakan dan memberdayakan belasan ibu-ibu di sebuah perkampungan kumuh di kawasan Bandung. Selain itu ada pula alumni IK yang kini telah menjadi “juragan tenda”. Ia mempunyai usaha penyewaan tenda dan alat-alat pesta lainnya. Kini, gudang peralatannya sudah sepanjang 1 Km.
Kisah-kisah sukses tersebut tercipta dari adanya konsistensi IK untuk menjalankan program-programnya. Dan berjalannya program tersebut tidak lepas dari adanya sarana dan prasarana yang ada. Gedung IK yang ada di bilangan Karawaci, Tangerang, merupakan salah satu wakaf yang disalurkan lewat Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa selain menerima dan menyalurkan Zakat, Infak, dan Sedekah, juga menerima dan mengelola Wakaf menjadi produktif. Salah satunya adalah gedung yang digunakan oleh IK tersebut.
Undang-Undang No.41 Tahun 2004 menyatakan bahwa wakaf harus dimanfaatkan sesuai kepentingannya, keperluan ibadah, dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. Bila mengacu pada undang-undang tersebut, maka gedung wakaf IK sudah sangat memenuhi amanat undang-undang. IK mampu menyerap kaum muda dari kalangan dhuafa yang minim perhatian, untuk diberdayakan menjadi pemuda yang siap guna. Selain itu, program-program IK hadir untuk membantu pemuda-pemuda tersebut berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih berguna bagi masyarakat. Hal ini pun akhirnya diharapkan menjadi pemicu semangat bagi kita untuk terus membentang kebaikan. (Dompet Dhuafa/Dea)