Wujudkan Kawasan Destinasi, Dompet Dhuafa Resmikan Wisma Agrobudaya

Peresmian Wisma Agro Budaya Dompet Dhuafa

 

SUKABUMI- Sebagai model desa adat berdaulat pangan, Kasepuhan Sinar Resmi layak untuk dikembangkan menjadi kawasan destinasi wisata budaya pertanian berbasis komunitas adat. Mendukung upaya tersebut, Dompet Dhuafa pun turut berikhtiar melalui program Bank Benih , di Kasepuhan yang berada di Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada 2014 lalu.

Selain program Bank Benih, di tahun 2015 Dompet Dhuafa pun melanjutkan program pemberdayaan di kawasan yang terkenal dengan kearifan lokal ini. Agrobudaya menjadi program pemberdayaan yang dipilih, guna melestarikan benih padi lokal dan budaya. Di antara kegiatan Agrobudaya di Kasepuhan Sinar Resmi, Dompet Dhuafa pun berikhtiar dengan menyediakan sarana pendukung destinasi wisata budaya pertanian, dengan membangun sebuah Wisma Agrobudaya (Guest House).

1

Wisma Agrobudaya yang dibangun pada 2015 lalu telah rampung, dan diresmikan pada Kamis malam (14/1). Peresmian Wisma Agrobudaya tersebut dilakukan dengan membuka tutup kain pada papan nama bertuliskan “Pasanggrahan Dompet Dhuafa Kasepuhan Sinar Resmi, dihadiri langsung oleh Parni Hadi (Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa), Abah Asep Nugraha (Ketua Adat Kasepuhan Sinar Resmi), Ahmad Juwaini (Presiden Direktur Dompet Dhuafa), Imam Rulyawan (Direktur Program Dompet Dhuafa), Bambang Suherman (Direktur Penggalangan Sumber Daya), Bambang Widjojanto (Aktivis Anti Korupsi), dan segenap tokoh masyarakat setempat, turut juga menyemarakan acara tersebut Direktur Asuransi Astra Syariah,Teddy P. Utomo.

“Wisma Agrobudaya menjadi salah satu langkah Dompet Dhuafa dalam melestarikan program Agrobudaya di Kasepuhan Sinar Resmi ini. Insya Allah, program akan terus berkelanjutan dan tidak berhenti pada pendirian wisma saja. Saya berharap, ke depan  semakin banyak program pemberdayaan lainnya yang akan digagas,  guna menjaga kearifan lokal pada Desa Adat,” ujar Parni Hadi, Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa.

5

Ahmad Juwaini dan Teddy P. Utomo sedang meninjau model benih yang dikembangkan

Senada dengan hal tersebut, Bambang Widjojanto, Aktivis Anti Korupsi, juga mengharapkan, Desa Adat Kasepuhan Sinar Resmi dapat menjadi pusat pembelajaran masyarakat luar, dalam menjaga kearifan lokal dan warisan budaya yang dimiliki. Baik dalam sistem ekonomi dan warisan luhur lainnya yang patut dijaga kelestariannya.

“Kemitraan yang dijalin Dompet Dhuafa bersama masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi sangatlah luar biasa. Sistem ekonomi masyarakat lokal yang dibangun mampu menyejahterakan warganya. Bayangkan saja, di sini tidak pernah terjadi kelaparan dan musim paceklik. Saya rasa, pemerintah juga harus belajar dari Kasepuhan Sinar Resmi,” ungkap Bambang.

Sinergitas yang dibangun bersama itu memberikan bukti atas keberhasilan pelaksanaan di berbagai program pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi itu mutlak diperlukan saat ini dan selamanya, agar sinergi program pemberdayaan layak dan semakin terus digulirkan secara berkesinambungan. Hal ini agar organisasi dan masyarakat semakin tumbuh, berkembang dan melaju dalam membentang kebaikan demi kemaslahatan umat. (Dompet Dhuafa/Uyang)