YOGYAKARTA — Kota Yogyakarta memang benar-benar menjadi kota istimewa. Dari mulai zaman perjuangan merebut kemerdekaan, hingga saat ini Kota Pelajar tersebut, terus menjadi pilihan untuk menggelar beragam gerakan kebaikan. Salah satunya adalah pada kesempatan kali ini, saat puluhan pemuda-pemudi lintas negara berkumpul untuk menjadi agen perdamaian, dalam Youth For Peace Conference 2018.
Gelarang yang mengusung tema “Hand in Hand To Have Peace In The Land” tersebut, digelar di Sambi Resort, Sleman, Yogyakarta, pada 30 November hiingga 4 Desember 2018. Sebanyak 23 agen perdamaian dari 12 negara, dengan berbagai latar belakang sosial, berkumpul untuk mengikuti konferensi. Segudang pengetahuan, ilmu, dan berbagi pengalaman para narasumber, menjadi bekal untuk bergerak pada gerakan kebaikan berbasis kemanusiaan.
“Momen ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Kami dapat mengumpulkan 23 peserta dari 12 negara, di Yogyakarta, untuk menjadi agen perdamaian dan kemanusiaan,” ucap Haryo Mojopahit, selaku Manager Advokasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa.
Selain mengumpulkan para agen perdamaian dari berbagai negara dan latar belakang sosial, pada gelaran Youth For Peace 2018 kali ini, juga menghadirkan narasumber-narasumber penuh pengalaman seperti Isa Soemawidjaja (UNHCR Representatives in Indonesia); Alghiffari Aqsa (Prominent Human Rights Activist); Arif R Haryono (GM Education Program Dompet Dhuafa); Pdt. Jonathan Victor Rembeth (Board of Advisory Humanitarian Forum Indonesia); Adhyta Firselly Utami (Alumni of Harvard University and work at World Bank Indonesia); Intan Irani (Former Coordinator of Indonesian Student Association 2015-2017); Hilman Latief (Vice Rector of University Muhammadiyah Yogyakarta); Rizki A. Ramadhan, S. IP, M. Han., (Lecturer of International Relations Universitas Padjadjaran); Gilang Ardana (Executive Director of Youth Corps Indonesia); Nur Sharain Ain Abdul (Asia-Pacific Representative of LaunchGood); dan Nidya Mustika (Representative of bawaberkah.org).
“Kami di Dompet Dhuafa sangat memahami tentang dinamisme dari dunia yang terus menghadirkan perubahan generasi di dalamnya. Kemudian kita ingin memiliki agen-agen yang bergerak dalam misi perdamaian dan kemanusiaan dari berbagai negara. Dari beragamnya asal agen perdamaian yang tentunya dapat menanggalkan latar belakang kebangsaan, suku, maupun agama, untuk misi perdamaian. Tentu jika agen-agennya dari berbagai negara, gerakan perdamaian dan misi kemanusiaan untuk sesama, dapat semakin luas sebarannya,” tambah Haryo.
Berbekal ilmu dan sharing pengalaman dari para narasumber, para peserta juga diberikan kesempatan untuk merancang sebuah proyek. Kemudian, proyek-proyek kemanusiaan tersebut juga akan dikolaborasikan dengan beragam program kemanusiaan di Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)