Menjemput Keberkahan Rezeki dari Silaturahmi dan Filantropi

JAKARTA — Bagi manusia, bekerja menjadi salah satu cara untuk mendapatkan rezeki berupa penghasilan. Sebaik-baik rezeki adalah yang mengandung nilai keberkahan. Kerap kali keberkahan rezeki dikaitkan dengan aktivitas filantropi islam, yaitu di antaranya zakat, infak, sedekah, dan wakaf.

Maka oleh itu, pada Selasa (26/1/2021) melalui kanal daring YouTube DDTV https://youtu.be/G1VObN6mCn0 , Dompet Dhuafa mengajak seluruh masyarakat untuk turut memahami bagaimana keberkahan rezeki itu datang. Pada sesi pertama dalam acara ini, Dompet Dhuafa mengundang seorang motivator yang juga penceramah, Ustadz Wijayanto, untuk mengupas diskusi yang bertajuk “Percepatan Rezeki, 7 Keajaiban Rezeki”.

Dengan gaya komedinya, Ustadz Wijayanto memaparkan, penemuan oleh Ibnu Sina masih relevan dengan sekarang bahwa kondisi kesehatan psikis mempengaruhi kesehatan fisik. Kenapa silaturrahmi membawa berkah, Ustadz Wijayanto memiliki pemaparan ilmiah yang biasa ia sampaikan kepada mahasiswa-mahasiswanya sebanyak 8 SKS selama 14 kali pertemuan. Berikut penjelasannya.

Silaturahmi dapat mengeluarkan hormon oksitosin atau hormon bahagia. Hormon oksitosin apabila tidak keluar maka akan menekan semua saraf dan adrenalin dan itu akan membuat orang depresi. Depresi apabila terkumpul terus-menerus akan terakumulasi menjadi strain atau cedera otot. Strain apabila berkumpul akan menjadi stress. Stress berkumpul menjadi stroke. Stroke berkumpul menjadi stop. Kalo sudah stop ya wa billahi taufiq wal hidayah.

“Ini adalah logika sederhana orang yang silaturahmi dipanjangkan usia. Orang-orang yang memiliki gangguan kejiwaan adalah mereka yang putus silaturahmi,” cetusnya.

Dalam hal muamalah dan berkehidupan sosial, nyatanya ibadah individual kalah jauh pahalanya dengan ibadah sosial. Menolong orang yang miskin atau memberi makan orang yang kelaparan, pahalanya melebihi orang yang itikaf selama 30 hari di masjid Nabawi. Memenuhi hajat orang lain yang membutuhkan jauh lebih besar pahalanya ketimbang ibadah itikaf di Nabawi yang sejatinya sudah dilipat gandakan.

Sebagai manusia yang beriman, pada dasarnya umat Islam hanya memiliki 2 misi. Yaitu memperbaiki hubungan dengan Allah tanpa adanya syirik dan yang kedua menjalin perbuatan baik dengan sesama manusia.

Dalam surat Annisa ayat 36, Allah menyandingkan ibadah dengan muamalah baik antar sesama. Berikut kutipan terjemahan ayatnya,

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”.

Di semua ayat tentang silaturahmi, nyatanya juga Allah selalu mengaitkannya dengan ibadah kepada-Nya. Dari ayat surat Annisa tersebut, Ustadz Wijayanto menjelaskan ada 3 kandungan tentang silaturahmi dan filantropi. Bahwa ibadah sehebat apapun tidak akan sempurna jika muamalah tidak baik. Kebaikan kepada sesama itu lah yang menjadikan ibadah kepada Allah sempurna. Maka, tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi dan menutup berbuat baik kepada orang lain. Yang kedua silaturahmi adalah jalan keberkahan. Yang ketiga silaturahmi memperpanjang usia.

“Rezeki memanglah kertentuan Allah, namun masih bisa diusahakan. Meski sudah dijatah namun rezeki harus tetap dijemput. Selain diikhtiarkan dengan lahir namun juga harus dengan batin. Maka itu, ada doa keberkahan rezeki,” paparnya.

Ia kemudian menjelaskan sifat-sifat berkah itu ada lima. Pertama berkah itu adalah ilahiah. Maka sebanyak apapun rezeki tidak akan mendapatkan keberkahan hidup apabla jauh dari Tuhan. Kedua berkah itu tidak bisa dilihat oleh indra namun bisa dirasakan oleh kehidupan, bentuknya termasuk diantaranya adalah kenyamanan dalam bekerja, keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah dan seterusnya. Termausk waktu luang untuk berbuat baik. Yang ketiga berkah itu tidak bisa diukur namun bisa dirasakan. Yang keempat inti dari berkah adalah ziyadatulkhoir, itulah berkah rezeki. (Dompet Dhuafa / Muthohar)