Padahal Hanya untuk Menyambung Hidup, Dagangan Bakso Bu Sudarsih Ludes Dilahap Tetangga

Solidaritas Teman Baik Rachel Vennya x KitaBisa x Dompet Dhuafa Gulirkan Donasi Borong Dagangan UMKM Perempuan (Bagian Delapan)

 

JAKARTA — Sederet dampak telah timbul akibat wabah virus Covid-19 di berbagai sektor di Indonesia. Begitu juga sektor ekonomi. Sudah bukan rahasia lagi, banyak dari perusahaan besar yang rugi bahkan gulung tikar akibat dampak ekonomi dari virus pandemi ini. Tak terkecuali nasib ini dialami oleh para pelaku UMKM yang pendapatannya tak seberapa. Padahal yang mereka inginkan hanyalah sekadar untuk menyambung hidup, namun harus semakin kesulitan karena terdampak Covid-19.

Ibu Sudarsih (44), seorang pedagang bakso di Grogol Selatan, Kebayoran Lama, mengaku mengalami dampak ekonomi dari pandemi. Bertiga tinggal bersama sang suami yang sakit dan si anak perempuan yang tak melanjutkan sekolah, ia hanya berharap setiap harinya mendapat rejeki untuk makan sehari-hari. Dibukanya gerobak kecil depat di depan rumahnya untuk berjualan. Setiap pagi, Ibu Sudarsih menyediakan bubur ayam untuk dijualkan kepada tetangga-tetangga. Sore harinya, ia mengganti menu bakso di gerobak yang sama.

Pada Kamis (9/9/2021), Tim Dompet Dhuafa mengunjungi tempat dagangan Ibu Sudarsih dengan berpura-pura menjadi pembeli. Dengan sedikit muka sedih, ia menceritakan jalan cerita keluarganya beberapa tahun terakhir. Katanya, gerobak tua ini dulunya adalah gerobak dorong yang digunakan oleh sang suami untuk berjualan bubur ayam setiap hari. Namun musibah tiba-tiba menghampiri. Suatu sore saat pulang berkeliling, sang suami terjatuh lemas tak dapat menggerakkan anggota sendinya. Setelah diperiksakan, innalillahi wa inna ilaihi rajiun, suami Sudarsih dinyatakan terkena struk.

“Setelah kejadian itu, kemudian saya yang menggantikan bapak berjualan bubur ayam. Tapi tempatnya di depan rumah saja. Karena kan harus merawat bapak juga. Kalau bapak butuh apa-apa harus dibantu. Tapi kalau siang saya ganti jualan bakso,” ceritanya.

Akibat dari kejadian itu juga, anak perempuannya pun tak dapat melanjutkan pendidikan lagi setelah lulus SMA. Sang anak pun memilih untuk membantu ekonomi keluarga dengan bekerja seadanya.

Usai banyak bertukar cerita, tim Dompet Dhuafa kemudian mengatakan kepada Ibu Sudarsih, bahwa hari ini dagangannya akan diborong habis. Masih belum percaya, Ibu Sudarsih beberapa kali mengulang pertanyaan “Ini beneran mbak?”.

Masih belum cukup, matanya semakin berair tatkala ia menghitung uang yang dibayar, jumlahnya terlalu tinggi untuk semua porsi bakso yang ia sediakan hari itu.

“Ini kebanyakan mbak,” katanya.

“Bener bu segitu. Ini memang sengaja kami borong dagangan ibu karena kami ada program Borong Dagangan UMKM dari Rachel Vennya dengan Kitabisa.com melalui Dompet Dhuafa sebagai penyalurnya. Alhamdulilah, Ibu Sudarsih terpilih sebagai penerima manfaat program ini. Nanti ibu buatkan baksonya kemudian bagikan ke warga-warga lurang mampu sekitar sini ya bu. Diterima ya bu,” ucap Lilis, tim Dompet Dhuafa, menjelaskan.

Bergegas, Ibu Sudarsih dibantu anak perempuannya langsung membuatkan puluhan porsi. Setelahnya, ia kemudian membagi-bagikan bakso-baksonya kepada tetangga-tetangga yang kurang mampu, sebagai bentuk solidaritas antar dhuafa. (Dompet Dhuafa / Muthohar)