Sempat Vakum, KSJ Kembali Gelar Festival Nasional Silat Tradisional

BOGOR — Sempat tertunda selama 2 tahun di tahun 2019 dan tahun 2020, Kampung Silat Jampang (KSJ) Dompet Dhuafa kembali berhasil menggelar perlombaan tahunan, Festival Nasional Silat Tradisional yang ke 9. Pagelaran pelestarian budaya asli Nusantara ini berlangsung di Kawasan Budaya Zona Madina Dompet Dhuafa, Parung, Bogor, pada Sabtu (20/11/2021).

Meski pesertanya tak sebanyak pagelaran festival-festival sebelumnya, namun Festival Nasional Silat Tradisional 9 ini cukup meriah. Sengaja, KSJ membatasi jumlah peserta sebanyak 150 peserta sebab situasi yang masih dalam bayang-bayang Covid-19. Para peserta dan pendamping yang hadir pun dipastikan dalam keadaan sehat, bugar, dan tidak mengalami gejala-gejala infeksi Covid-19.

Perlombaan seni bela diri nasional ini dihadiri dan disaksikan oleh Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Nasyith Majidi, Direktur Dakwah, Budaya & Pelayanan Masyarakat Ahmad Shonhaji, GM Pendidikan, Budaya, dan Dakwah Herman Budianto, Kepala Desa Jampang Wawan Hermawan, Ketua umum PS Pancassera H. Daswara Sulanjana, Ketua Umum Paguyuban Laskar Wayang Sejati Babe Amsar, dan 45 Guru Besar Pencak Silat lainnya se-Nusantara.

Sedangkan jumlah perguruan yang ikut dalam perlombaan ini adalah sebanyak 20 perguruan yang di antaranya adalah Padjadjaran Cimande, Karuhun Padjadjaran Cimande Sahbandar, MS Jati Raharja, Gagak Lumayung, ASBD Depok, Beksi Merah Delima Indonesia, Perisai Diri, Hawa Murni Indonesia, Sekar Balebat Cisarua, TTKDH, Chingkrik Betawi Rusunawa ( Astrabi), Pengsimatoga, Mustika Siliwangi, PPS Congkok Indonesia (Astrabi), PSN Sutera Baja, Kaulinan Petani, Selendang Poksay, Mata Hati, Pukul Sikun Baba Kunyun ( Astrabi).

“Alhamdulillah tahun ini bisa dilaksanakan kembali meskipun dengan berbagai keterbatasan karena masih dalam situasi pandemi juga. Termasuk pesertanya pun terbatas,” ujar Herman Budianto.

Sebagai ajang pelestarian budaya silat sebagai warisan budaya asli Indonesia, Herman mengharapkan dari festival ini, silat dapat menjadi gaya hidup bangsa Indonesia. Harapan lainnya iya sampaikan juga, bahwa para peserta kelak akan menjadi tokoh-tokoh silat yang membanggakan baik di tingkat nasional maupun internasional. Tentunya juga dapat bermanfaat mengabdi bagi masyarakat Indonesia.

Dalam sambutannya menjelang perlombaan dibuka, Kades Jampang menyampaikan harapan masyarakat Jampang kepada seluruh perguruan silat yang hadir untuk terus mendukung Jampang sebagai kampung budaya khususnya budaya seni silat. Ia juga menyampaikan, bahwa sejatinya kegiatan festival ini sudah beberapa tahun lalu disampaikan kepadanya. Namun karena beberapa hal termasuk situasi pandemi, maka masih harus ditunda pelaksanaannya. Namun hari ini dengan situasi yang sudah mulai membaik, akhirnya acara ini bisa dilaksanakan.

“Saya berharap ini bukan sekedar sebagai ajang bagus-bagusan saja. Melainkan juga menjadi ajang silaturahmi bagi para pesilat di negeri ini. Mudah-mudahan juga dari kegiatan festival ini dapat lahir atlet-atlet baru pesilat nasional. Atau setidaknya memotivasi bagi adik-adik pesilat untuk terus berkarya dan mengembangkan diri. Mudah-mudahan juga kelak para pesilat pesilat yang hadir hari ini dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional,” tuturnya.

Usai berbagai sambutan disampaikan, Ketua Yayasan Dompet Dhuafa kemudian membuka perlombaan ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali. Kemudian dilanjutkan dengan permainan musik tradisional dan penampilan seni silat oleh KSJ.

Selain lomba pertandingan seni silat, ajang festival ini juga memuat pemberian penghargaan kepada guru-guru besar silat yang telah sangat berjasa mendidik, menurunkan ilmu-ilmunya, untuk melestarikan kebudayaan Nusantara ini. Sebanyak 45 guru besar silat menerima penghargaan ini yang secara simbolis diberikan oleh Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Nasyith Majidi.

Kepada para guru besar, Nasyith mengajak untuk bersama-sama dengan Dompet Dhuafa berupaya untuk terus melestarikan budaya silat serta melahirkan pendekar-pendekar yang kelak akan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia. Kepada adik-adik peserta, Nasyith berharap untuk tidak segan mempersembahkan suatu aksi dan prestasi semaksimal mungkin yang kelak akan membanggakan dunia persilatan.

“Mudah-mudahan dengan diselenggarakannya kegiatan ini, akan diperoleh bibit-bibit pesilat yang bagus. Ini juga menjadi ajang antar perguruan yang tidak lain dan tidak bukan semakin kuat diantara kita maka kita akan menjadi semakin kokoh di dunia persilatan. Dompet Dhuafa bersyukur dapat bersilaturahim dengan semuanya dan kita akan melanjutkan tradisi ini menjadi tradisi yang baik. Sekecil apapun kontribusi kita dalam kebudayaan silat nasional, mudah-mudahan dicatat sebagai amal saleh,” serunya.

Ia menambah seruannya kepada adik-adik peserta untuk tidak letih berlatih silat. Di usia mereka saat ini, mungkin masih belum disadari bahwa silat ini akan menjadi sesuatu yang hebat dan bermanfaat. Namun kelak saat sudah sudah dewasa, hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat membanggakan.

“InsyaAllah saya doakan para peserta ini akan menjadi tokoh-tokoh yang akan memimpin bangsa. Karena bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki mental yang kuat. Salah satu cara memperkuat mental adalah dengan memperkuat kemampuan kita secara fisik. Karena kekuatan fisik akan menjadi pelindung mental kita,” imbuhnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)