Social Humanity Outlook, Nasyith Majidi: Dompet Dhuafa Ikhtiar Menjadi Mandiri, Modern, dan Maslahat

JAKARTA — “Tentu saja di Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang dengan kemajemukannya, mampu berkembang secara demokrasi, umat, juga civil society-nya. Dompet Dhuafa sebagai salah satu yang ada di Indonesia, berusaha menjadi bagian dari civil society yang memberikan kontribusi kepada umat dan bangsa, yang hari ini kita semua berkumpul untuk menyampaikan apa yang telah dikelola Dompet Dhuafa untuk kebaikan dari dana yang diamanahkan kepada kami,” sebut Nasyith Majidi selaku Ketua Yayasan Dompet Dhuafa, memberikan welcoming speech dalam Social Humanity Outlook Dompet Dhuafa, pada Rabu (5/1/2022).

Dalam rangkaian puncak perhelatan Indonesian Humanity Summit (I-HitS) 2021/2022 di Gedung SMESCO Jakarta Selatan itu, Nasyith Majidi juga menyebutkan, bahwa seorang ilmuwan sekaligus Ketua Harvard Academy, Samuel Huntington, pernah berpendapat, kelompok-kelompok atau sebuah society yang basis masyarakatnya Muslim, akan sulit untuk berdemokrasi dan tidak akan berkembang society disana. Menurut Nasyith Majidi, di Indonesia yang sebagian besarnya umat Islam, ternyata tidak seperti yang disampaikan Samuel Huntington. Sebab sejak pergerakan sebelum kemerdekaa (ada NU, Muhammadiyah, ada civil society lain yang berbasiskan Islam), sudah melakukan aktifitas yang luar biasa, dan bisa jadi ini adalah sebuah antitesa yang pernah disampaikan Huntington.

“Kita juga tahu bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang paling dermawan, pun memiliki karakter masyarakat gotong royong. Ketika pandemi Covid-19, kita bisa lihat gerakan-gerakan social support antar masyarakat. Bahkan di awal terjadi pandemi Covid-19 tahun 2020, dimana banyak terjadi PHK, orang mungkin engga saling membantu atau berdonasi, namun pengalaman Dompet Dhuafa, justru penghimpunan naik sekitar 11 %. Luar biasanya lagi di gelombang kedua tahun 2021, total donasi meningkat sekitar 20 %,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan, amanah yang diamanahkan kepada Dompet Dhuafa, pada momen Social Humanity Outlook, akan menajamkan, apa yang terbaik untuk kita lakukan di masa depan. Yang kita lakukan tidak lain untuk menghadirkan kebaikan secara bersama-sama, KolaborAksi. Dompet Dhuafa tidak lain adalah agregator kebaikan, maknanya, semua kebaikan yang ada di masyarakat dilakukan melalui Dompet Dhuafa dengan 5 pilar utamanya.

I-HitS, pada dasarnya adalah bentuk pertanggung jawaban kepada publik. Krn Dompet Dhuafa adalah lembaga yang hidup berkembang karena support dari publik. Dompet Dhuafa tidak lebih dari social fund management, yang mengelola dana umat Islam, dana masyarakat, yang harus dikelola berdasarkan syariah. Melalui I-HitS, bersama melihat apa yang telah dikerjakan Dompet Dhuafa di tahun 2021, dan juga bagaimana mempersiapkan juga memperkuat portfolio Dompet Dhuafa untuk menghadapi tantangan di tahun 2022.

Baca Juga: https://dompetdhuafa.org/id/berita/detail/Gelar-I-HitS-2022–Dompet-Dhuafa-Bongkar-Skema-Capaian-Tahun-2021

“Pertama, Dompet Dhuafa harus menjadi organisasi yang mandiri, agar civil society menjadi kuat dalam sebuah negara. Dengan itu masyarakat sendiri yang akan menikmatinya. Lalu, Dompet Dhuafa juga harus berupaya menjadi organisasi yang modern. Modern membuat lebih agile, adaptive, juga fleksibel, terhadap situasi terkini. Terakhir, yang dilakukan Dompet Dhuafa harus menciptakan maslahat. Maslahat itu sesuatu yang menciptakan benefit, kebaikan, kepada masyarakat. Dana amanah yang amanahnya tidak hanya dipertanggung jawabkan secara finansial, namun juga spiritual, kepada Allah SWT,” tutup Nasyith Majidi. (Dompet Dhuafa / Dhika Prabowo)