Sediakan Air Layak Konsumsi Bagi Pengungsi Rohingya

COX’S BAZAR — Kondisi area kamp yang sering tergenang dan sumber air bersih terbatas, serta kurang layak, membuat banyak pengungsi mengalami masalah kesehatan. Saat ini wabah kolera, diare dan disentri menjadi perhatian utama sebagai salah satu ancaman terbesar pengungsi. Tim medis Dompet Dhuafa yang tergabung dalam Indonesia Humanitarian Alliance (IHA) memandang hal ini sebagai perhatian utama. Sebab ancaman terbesar ada pada anak-anak, perempuan, dan lansisa yang memiliki tingkat kerentanan tinggi.

“Berdasarkan hasil laporan terbaru, terdapat kenaikan 92% jumlah angka kesakitan, juga kenaikan di angka kematian. Penyumbang terbesar kematian antara lain ISPA dan diaere akut. Dua penyakit ini disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, juga lingkungan yang tidak bersih. Salah satu permasalahan kebersihan yang dihadapi oleh pengungsi adalah kebutuhan air bersih. Karena air bersih sangat dibutuhkan, terutama untuk air minum. Maka Dompet Dhuafa dan IHA menginisiasi program penyediaan air bersih dalam 2 bentuk skema. Yang pertama adalah skema SODIS (Solar Disinfektan) yang sudah berjalan. Kedua adalah dengan menyediakan water purifier,” ungkap Benny, General Manager Social Development Dompet Dhuafa.

Program SODIS sendiri sudah dilakukan dan disosialisasikan oleh tim kemanusiaan yang berada di kamp pengungsi. Dimana air bersih yang telah ditampung dalam botol pet tembus pandang dijemur selama 6 jam di atas plat seng. Metode ini digunakan untuk mengurangi kuman di dalam air yang bisa menyebabkan diare dan disentri.

“Tahap kedua yang sedang dipersiapkan adalah penggunaan water purifier dengan teknologi yang akan dikembangkan dari hasil kerjasama Dompet Dhuafa dengan Ikatan Alumni ITB angkatan 80. Teknologi yang telah diterapkan di Aceh ini dilakukan dalam 2 metode, manual dan pumping machine. Dengan teknik ini, air tidak layak minum seperti air sungai atau genangan banjir dapat di purifikasi. Sehingga menjadi air layak konsumsi. Untuk menunjang program ini, sebagian teknologinya akan dibawa dari Indonesia dan sebagian lainnya dikembangkan di wilayah Bangladesh,” lanjut Benny.

Kondisi pengungsi Rohingya hingga kini belum ideal, baik dari segi kesehatan maupun lingkungannya. Untuk itu, dukungan dan bantuan masih dibutuhkan. Dengan program penyediaan air bersih ini, diharapkan para pengungsi dapat memperoleh air layak minum dan layak konsumsi. Sehingga kondisi fisik mereka bisa terhindar dari ancaman penyakit. (Dompet Dhuafa/Dea)