Seuntai Harapan Calon Pengusaha Robot

“Saya ingin menjadi pengusaha robot, bukan hanya sekedar robot mainan, tapi robot yang mampu menolong orang banyak seperti Dompet Dhuafa,” ujar Muhammad Fadly (17), siswa SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa bercerita mengenai cita-cita yang ingin digapainya.

Siswa yang tengah duduk dibangku kelas XI SMA ini mengaku, jika seseorang memiliki cita-cita dan impian, haruslah dengan niat sesungguhnya, agar apa yang diharapkan selama ini tercapai. Tidak hanya dengan melukis impian saja, namun juga berusaha menuntut ilmu sesuai dengan bidang yang ingin ditekuni. Menurutnya, salah satu kunci yang dapat menggapai kesuksesan, yakni dengan rajin membaca.

“Terserah mau baca komik, novel, cerpen, koran, atau lainnya. Sehingga nantinya jadi terbiasa membaca, termasuk baca buku,” ujar siswa yang senang dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini.

Siswa yang akrab disapa Fadly ini, menuturkan banyak pengalaman dan pelajaran yang diperolehnya di SMART seperti, belajar tentang keilmuan, kemandirian, kedisiplinan, dan berorganisasi.

Selama 4 tahun belajar di Smart Ekselensia Indonesia, pengalaman yang paling berkesan sempat dirasakan Fadly. Meraih juara pertama dalam ajang kompetensi Kesenian Trashic (musik dengan menggunakan barang bekas) se-Bogor Raya, menjadi momen awal keberhasilan ia bersama 8 temannya yang lain, merasakan nikmatnya meraih prestasi.

“Alhamdulillah kelompok saya menang juara pertama, bener-bener ga nyangka, tapi dengan kerja tim yang solid, saya percaya pasti bisa menang,” ungkap siswa asal Kota Metro Lampung ini.

Bagi Fadly, awalnya sangat sulit untuk bisa meneruskan pendidikan. Alasannya, orang tua Fadly yang berada di kampung halaman hanya sebagai pedagang kue keliling. Penghasilan orang tuanya tak tentu. Apalagi, kondisi sang ayah yang sudah menua dan juga sakit-sakitan mengharuskan ibunya menjadi tulang punggung bagi keluarga.

Namun, ia tidak ingin berlarut-larut dengan kesedihan dan keterbatasan ekonomi yang dirasakan keluarganya. Dengan tekad yang dimilikinya, ia berusaha penuh untuk mencari informasi tentang sekolah gratis berkualitas.

Saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar, di SDN 2 Metro Lampung, wali kelasnya saat itu menginformasikan tentang beasiswa yang bisa diraih bagi siswa yang memiliki ranking 10 besar. Fadly yang saat itu selalu bertengger di posisi 3 besar akhirnya meraih kesempatan untuk mengikuti seleksi SMART.

Kini, ia hanya ingin fokus untuk menuntut ilmu setinggi mungkin agar apa yang diharapkannya selama ini tercapai. Di dalam benaknya, jika berhasil menjadi pengusaha robot, ia ingin sekali menaikhajikan kedua orang tua serta membiayai pendidikan kedua adiknya.

“Insya Allah saya akan berusaha mungkin, agar bisa menjadi pengusaha robot yang sukses,” tegas Fadly. (uyang/gie)