Kegigihan Suharti, Sang Penjahit, Jalani Hidup

Foto: Uyang/Dokumen Dompet Dhuafa

Dengan lihainya, ibu tiga anak ini memainkan mesin jahitnya. Memang, mesin jahit tua iniyang menjadi tumpuan hidup Suharti (41) dalam mencari nafkah, sejak suaminya terkena PHKdari pekerjaannya di sebuah restoran di bilangan Jakarta.

“Ya, ini awal cobaan yang saya hadapi sekeluarga. Tapi mau bagaimana lagi? Hidup kan harus jalan terus,” ujarnya.

Dengan upah pesangon ala kadarnya yang diterima sang suami, Harti, demikian sapaan akrabnya sehari-hari berusaha bangkit dan menata kehidupannya agar lebih baik. Melalui upah pesangon tersebut, ia pernah membuka usaha dengan berjualan makanan keliling. Namun, usaha yang dijalani tak bertahan lama.

“Banyak yang nggak laku, bukannya untung malah rugi. Yaudah, modal habis gitu aja buat kebutuhan sehari-hari juga,” jelasnya.

Meski mengalami berbagai cobaan hidup, lantas tak membuat Harti menyerah begitu saja.Kerasnya hidup membuat ia teringat pengalaman menjahit yang dulu pernah didapat saat mengikuti kursus. Berbekal dari pengalaman belajar menjahit, ia pun bersemangat untuk membuka usaha jasa jahit dan terima jahitan.

Namun, lagi-lagi kendala harus dihadapi Harti yang tinggal di kawasan Gintung, Ciputat, Tangerang Selatan. Disaat semangat usahanya semakin membara, ia justru tak memiliki mesin jahit dan perlengkapanmenjahit lainnya.

“Saya pengen banget bisa menjahit lagi, apalagi di lingkungan rumah saya kan memang jarang juga yang buka usaha jasa jahit ini,” tambahnya.

Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, berbagai upaya telah dilakukan Harti dan suami, mulai dari pinjam modal ke sanak saudara dan tetangga. Namun, usaha yang dilakukan tersebut belum membuahkan hasil.

Ketika upaya yang dilakukannya belum berhasil, hanya kekuatan doa yang dilantunkan Harti dan keluarga setiap harinya, agar keinginannya untuk mendapatkan pinjaman modal usaha dapat terwujud.

Alhamdulillah, doa yang dipanjatkannya selama ini di dengar oleh Yang Maha Kuasa. Seorang tetangga dekatnya tiba-tiba memberikan informasi tentang Program Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa kepada Harti. Pinjaman modal usaha tanpa bunga yang ditawarkan STFmembuatnya semakin berharap dapat dibantu oleh salah satu program ekonomi Dompet Dhuafa ini.

Tanpa keraguan dan atas izin suaminya, Harti pun akhirnya mendaftar dan bergabung dengan program STF Dompet Dhuafa Cabang Tangerang Selatan. Alhamdulillah, pinjaman pertama sebesar Rp 750 ribu yang diperolehnya langsung dimanfaatkan untuk membeli mesin jahit yang diimpikannya itu. Pinjaman kedua sebesar Rp 1 juta pun telah dimanfaatkannya untuk membeli peralatan menjahit lainnya.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur, STF Dompet Dhuafa membantu saya. Mesin jahit ini saya akan manfaatkan sebaik mungkin,” pungkasnya. (Uyang)