Cuci Darah Gratis di RST Dompet Dhuafa, Misnih: Saya Bersyukur

Misnih (50), pasien RS. Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa, tengah menjalani cuci darah. (Foto: Septi/RST Dompet Dhuafa).

Sudah sejak pukul 07.00 Misnih (50) berada di ruang hemodialisa RS. Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa. Ia memang rutin menjalani cuci darah beberapa bulan belakangan ini. Pagi itu, Misnih datang tanpa didampingi keluarga.

Ibu dari lima orang anak tersebut telah rutin menjalani cuci darah sejak 4 bulan terakhir. Penyakit gagal ginjal yang diderita Misnih ini pun sebenarnya sudah ia rasakan kurang lebih setahun yang lalu.

“Badan saya demam dan tubuh rasanya panas sekali, kaki juga bengkak, dan mata menguning tapi namanya juga di kampung jadi saya cuma berobat ke dukun dan pengobatan alternatif saja,” ucapnya.

Kendati sekian lama menjalani pengobatan nonmedis, Misnih sembuh tak kunjung datang. Kondisi kesehatannya malah semakin menurun. Akhirnya Misnih pun dibawa oleh anaknya ke Puskesmas terdekat. Ia pun mendapatkan rujukan ke rumah sakit untuk berobat ke dokter spesialis penyakit dalam. Pasca berobat tersebut diketahui bahwa Misnih divonis menderita gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah seumur hidupnya.

Misnih tak pernah membayangkan ia harus menjalani cuci darah akibat penyakit gagal ginjal yang dideritanya. Terlebih saat itu ia harus menjalani cuci darah di rumah sakit yang cukup jauh dari tempat tinggalnya.

“Setelah tahu di RST ada layanan cuci darah, saya pindah ke sini. Alhamdulillah tidak perlu jauh-jauh lagi untuk cuci darah, saya bersyukur banget,” ucap warga Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor ini.

Misnih pun mengaku bahwa dengan menjalani cuci darah kondisi tubuhnya semakin membaik. “Sekarang sudah bisa makan, kalau dulu makan langsung dimuntahin lagi, badan juga sudah tidak panas, ngerasa lebih enak sebenernya dengan cuci darah tapi sedihnya ini harus dijalani seumur hidup,” ungkap Misnih.

Proses cuci darah sepanjang rentang hidup dijalani Misnih setiap dua kali sepekan di RST Dompet Dhuafa. Dalam hati kecilnya, perempuan yang pernah bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ini juga sangat berharap dapat memiliki kehidupan yang normal kembali.

“Sebelum sakit, saya berjualan gorengan dan melakukan apa saja asal bisa dapat uang, tapi sekarang sudah tidak lagi karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Untuk biaya hidup sehari-hari juga hanya mengandalkan anak dengan penghasilan ala kadarnya,” pungkas Misnih.

Misnih merupakan salah satu penerima manfaat layanan cuci darah di RST Dompet Dhuafa. Sejak diresmikan April 2014 hingga saat ini, RST Dompet Dhuafa dengan 5 unit alat cuci darahnya yang beroperasi, telah melayani lebih dari 30 penerima manfaat.

“Saat ini pasien rata-rata berasal dari luar wilayah Bogor,” ucap dr. Agung selaku penanggung jawab ruangan hemodialisa. Agung menuturkan, mayoritas pengguna layanan adalah pasien rujukan dari Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa. (tie/gie)