Dompet Dhuafa Wujudkan ?Sumber Air Su Dekat? di Desa Papela

 

NUSA TENGGARA TIMUR – “Sekarang sumber air su dekat” slogan tersebut kini benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Papela, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Selama bertahun-tahun masyarakat Desa Papela mengalami kesulitan air, terlebih ketika musim kemarau.

Sumber-sumber mata air sama sekali surut ketika kemarau datang. Berjalan kaki sejauh 10 KM dengan panas yang terik tak menurunkan semangat mereka untuk mencari air bersih. Itulah sumber air terdekat yang dapat terjangkau oleh penduduk Desa Papela.

Tanah-tanah gersang, sungai mengering, hewan ternak tampak kurus, begitulah wujud tanah Nusa Tenggara Timur yang terkenal kering namun sumber daya alam mineralnya melimpah. Desa Papela yang dihuni sebanyak 441 KK ini dulu hanya dapat berangan-angan untuk mendapatkan air yang melimpah.

Namun, sejak hadirnya program Air Untuk Kehidupan yang digulirkan Dompet Dhuafa angan-angan tersebut bisa mereka gapai. Kini masyarakat Desa Papela tak perlu lagi berjalan kaki dengan menenteng drijen demi memenuhi kebutuhan air bersih di rumah mereka.

Dalam kunjungannya ke Papela, Siti Rusmiyati, Internal Audit Manajer Dompet Dhuafa menjelaskan, Dompet Dhuafa menjalankan program air untuk kehidupan dengan memberikan bantuan berupa truk tangki dan membangun bak-bak penampungan di beberapa titik yang dekat dengan pemukiman warga.

Menurut wanita yang biasa disapa Rus ini setiap harinya truk tangki yang dilengkapi dengan pompa air mengambil air di sumur sebanyak 3-4 kali. Sumur tersebut merupakan milik warga yang memiliki air melimpah. Sebelumnya penduduk Desa Papela sering mengambil air dari sumur tersebut dengan membayarkannya seharga Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per bulan.

“Mereka tak perlu lagi berjalan kaki sejauh 10 KM untuk sampai ke sumur itu, mereka juga tak perlu lagi membeli air,” papar Rus, yang dihubungi melalui telefon, Minggu (14/6).

Rus menjelaskan sebelumnya di Desa Papela terdapat PAM yang mampu mengaliri kebutuhan air di desa tersebut. Namun, PAM tersebut hanya mengalir setiap dua minggu sekali dan alirannya tidak lancar sehingga penduduk desa tidak memiliki cadangan air bersih. “Kini air su dekat,” ujar salah satu warga Desa Papela. (Dompet Dhuafa/Siti Rusmiyati/Gita)