Center of Excellence : Manfaat dan Peran dari Masjid

JAKARTA –Peresmian Masjid Panggung Cordofa Dompet Dhuafa di Pejaten, Jakarta Selatan, tempo hari, mengangkat kembali manfaat dan peran masjid secara umum. Sebagaimana yang diucapkan oleh Parni Hadi, selaku inisiator, pendiri dan ketua pembina Dompet Dhuafa, bahwa masjid sebagai Center of Excellence, pusat pembinaan, peningkatan spiritual dan peradaban. Coba langsung kita tengok apa saja manfaat dan peran dari masjid. Setelah dikumpulkan dari beberapa sumber, tim Dompet Dhuafa merumuskan bahwa manfaat dan peran masjid itu adalah IKTIKAD.

Ibadah sehari-hari

Jika berbicara masjid sudah pasti merupakan sarana umum untuk menunaikan ibadah bagi umat muslim seperti shalat dan mengaji. Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam surat Al-Jin (72):18 “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah”.

Kegiatan amal

Dalam surat yang lain juga ditemukan perintah serupa, seperti An-Nur 36-37: “Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya pada waktu pagi dan petang, orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan, dan tidak (pula) oleh jual-beli atau aktivitas apapun dan mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, membayarkan zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang”.

Namun melalui ayat ini kita tidak hanya dianjurkan untuk beribadah. Tapi menunaikan zakat. Jika ditarik lebih luas, melalui masjid orang bisa memanfaatkannya untuk memulai berbagai kegiatan amal. Seperti santunan anak yatim, penggalangan donasi kemanusiaan dan lain-lainnya.

Tambah wawasan dan kepekaan

Sudah bukan barang baru lagi kalau berbicara soal ini. Dengan tersedianya buku-buku di masjid, orang-orang bisa menambah wawasan mereka dengan membaca. Baik itu Al-Qur’an, hadits dan tafsir-tafsirnya. Sehingga setelah menunaikan shalat, orang bisa menambah wawasannya pula.

Di sisi lain, dengan mengagumi interior desain dekoratif masjid. Orang bisa menikmati keindahan-keindahan tersebut dan memperhalus perasaan dan kepekaan seseorang. Contoh saja apa yang disampaikan oleh Parni Hadi dalam sambutannya tentang peresmian Masjid Panggung Cordofa.

"Sudah menjadi budaya turun menurun, kalau rumah di Indonesia itu menggunakan model panggung, kita lestarikan budaya bangsa melalui masjid tersebut. Kita juga ingin memberikan pembelajaran membuat kelestarian lingkungan, agar masyarakat tidak menebang pohon sembarangan," kata Parni Hadi.

Ikamah serta menghimbau

Dalam keadaan darurat, masjid dapat menjadi pusat pemberitahuan masyarakat. Ambil contoh ketika bencana melanda suatu tempat. Melalui perantara masjid, masyarakat bisa menjadikannya sebagai shelter sementara. Semua itu untuk melindungi masyarakat dan juga tempat pemulihan bencana.

Kumpul bersama

Dengan mendatangi masjid, orang-orang yang tadinya tidak saling kenal bisa menjadi kenal. Orang yang berasal dari Aceh bisa saja bertemu dan menjadi kawan dekat orang asal Papua, misalnya. Merekatkan yang jauh, mendekatkan yang sekitar.

“Sesungguhnya yang memakmurkan Masjid Allah hanyalah orang-orang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah (QS. At-Taubah: 18).

Akad nikah

Perlu diketahui, melakukan akad di masjid memiliki pengalaman unik tersendiri. Bayangkan melaksanakan momen suci di tempat yang suci. Menambah tersendiri keindahan di awal membina rumah tangga.

Darmabakti

Jika semua manfaat dan peran di atas sudah diperoleh dan dilaksanakan. Maka sampai pada manfaat dan peran terakhir sebuah masjid, yakni darmabakti. Berarti perbuatan untuk berbakti. Dengan beribadah, belajar, melakukan kegiatan amal, menjadikan tempat shelter dan silahturahmi. Semua itu sebagai bentuk pengabdian kita kepada Allah, umat dan alam sekitarnya.

“Telah dijadikan untukku (dan untuk umatku) bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri”. (HR Bukhari dan Muslim melalui Jabir bin Abdullah).

Jadi melalui masjid, kita dituntut untuk bagaimana membina diri kita dengan Allah, hablum minallah, tetapi juga hablum minannas (hubungan sesama manusia), serta hablum minal alam (hubungan dengan alam/lingkungan). (Dompet Dhuafa/Fajar)